Kamis, 05 Juni 2008

Ikan di Kolam Untungkan Tanaman Bunga

Ahli Ekologi Washington University di St. Louis dan University of Florida telah menemukan hubungan menakjubkan antara spesies berbeda. Temuan yang juga dipublikasikan di jurnal Nature (6 Oktober 2005) itu memberi petunjuk baru untuk memahami bagaimana hubungan terbentuk di dalam ekosistem.
Tim penelitian yang dipimpin Tiffany Knight, Ph.D., Asisten Profesor Biologi (Arts & Sciences) Washington University, menunjukkan hubungan antara keberadaan ikan di kolam dan penyerbukan St. John’s wort (Hypericum fasciculatum, Hypericaceae) di pusat penelitian Florida.
Tim mengamati delapan kolam di kawasan lindung University of Florida. Empat berisi ikan dan empat lainnya tanpa ikan. Mereka menemukan tanaman di tepian St. John’s wort dekat kolam ikan jauh lebih baik penyerbukannya daripada tanaman di dekat kolam tanpa ikan. Alasannya, ikan mengurangi atau memusnahkan sebagian populasi capung ketika mereka memulai hidupnya sebagai larva di kolam. Sementara capung yang lolos dari ikan dapat berkembang, hidup di luar lingkungan air. Makanan utamanya adalah bees, ngengat dan lalat. Padahal ketiga serangga itu hidup sinergis dengan tanaman bunga dan dalam ilmu ekologi disebut mutualisme. Lebah contohnya, mendapat makanan dari tanaman bunga dan tanaman dapat bereproduksi karena bantuan lebah, maka keduanya termasuk spesies mutualisme yang menguntungkan.
Temuan baru
“Pertalian silang dalam ekosistem itu adalah temuan baru,” kata Knight. “Kami melihat interaksi spesies itu dapat berpengaruh silang antara ekosistem yang berbeda dan memiliki dampak penting pada jaringan makanan dan kelangsungan hidup spesies.”
Bentuk kehidupan capung komplek. Knight menjelaskan, itu seperti amphibi yang hidup di dua habitat yang berbeda selama hidupnya. Cara hidup itu menjadi saluran antara dua habitat, kolam dan lainnya (daratan di sekitar kolam).
“Studi itu menunjukkan bagaimana hubungan yang renggang dapat terjalin oleh perangkai kuat yang sangat menakjubkan antara habitat yang berbeda di daratan yang komplek,” kata Robert D. Holt, Profesor Biologi University of Florida dan co-author penelitian itu. “Adanya fakta itu membuka pertanyaan baru yang perlu dipertimbangkan oleh dasar ekologi dan pengaturan sumber alam,” lanjutnya.
Tim tidak hanya mengamati spesies penyerbuk di daratan sampai kolam dengan ikan, mereka juga melihat perbedaan pada sejumlah spesies penyerbuk. Sebagian besar spesies yang datang di dekat kolam ikan adalah hymenopterans, sebagian besar bees. Sama besarnya dengan spesies pendatang di kolam tanpa ikan, yaitu lalat. Hypericaceae mempunyai susunan sifat yang menarik bees dan bees mungkin sebagai penyerbuk hypericum yang lebih baik dari lalat. Efek pengurangan spesies penyerbuk dekat kolam tanpa ikan menjadi besar, karena penyerbuk lalat dan ngengat sedikit daripada bees.
Para Peneliti memastikan bahwa struktur vegetasi masing-masing kolam sama. Dan mereka juga mencoba dengan tanaman bunga lainnya, Sagittaria latifolia dan hasilnya sama dengan yang ditemukan pada Hypericaceae.
Peneliti juga menemukan spesies penyerbuk menjauhi kolam tanpa ikan karena adanya Capung. Demikian juga ada fakta bahwa capung menghindari bertelur di kolam ikan.
Knight mencatat banyak organisme, contohnya salamander dengan tingkat kehidupan darat juga sebagai predator akuatik utama. “Penemuan ini akan membuka kesempatan untuk menguji interaksi silang batas ekosistem,” katanya.
Salah satunya, dengan berpedoman pada kaitan habitat ekosistem yang bersilangan dapat menjadi komponen kunci ukuran efek gangguan manusia pada alam. Pengisian kolam dengan ikan adalah umum, apakah untuk perikanan atau mengurangi hama. Namun sekarang di perkotaan dan pedesaan serta para pengembang dapat menyadari bahwa ikan mempunyai pengaruh lebih daripada manfaat sebenarnya.
“Konsumen bergerak silang dalam ekosistem yang tidak sama akan mempengaruhi tingkatan proses di darat dan menggerakkan interaksi spesies lokal,” simpulnya.
Ikan tawar potensial untuk merubah hubungan yang kompetitif antara tanaman daratan dan menghambat daya saing non serangga penyerbukan tanaman. Namun kolam kotor dan kering dalam waktu tertentu setahun dan mendapat kelebihan nutrisi disebut eutrophication. Keadaan itu merusak kelimpahan ikan dan serangga penyerbuk tanaman.

Sumber: beritabumi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar