Teknologi Tepat Guna.
Mengolah Limbah Got menjadi Batako.
Mengolah Limbah Got menjadi Batako.
Got yang sepintas kelihatannya adalah tempat pembuangan dan mengalirnya air kotor, jika kita jeli, limbah di got tersebut bisa dimanfaatkan dan menghasilkan uang, maka limbah cair got tersebut dapat dibuat batako, dan pupuk air, dan dengan sendirinya akan mempunyai nilai ekonomis .Cara mudah memproses limbah got menjadi batako dan pupuk air sbb :
- Kumpulkan Lumpur dan kotoran yang terdapat didalam parit atau got.
- Kemudian dipilah-pilah dengan komposisi pasir 75%, Lumpur dan air 20%, sedang sisanya 10% dari limbah tersebut berupa sampah plastic, kayu, paku tidak usah dipakai.
- Lumpur disaring, kemudian diberi cairan kimia, untuk menghilangkan bau, bisa juga menggunakan gula merah untuk menghilangkan baunya.
- Setelah itu diberi cairan kimia molase dan biokatifator untuk menyemai semua bahan, lantas disaring kedalam saringan halus.
- Tambahkan pasir dari limbah itu dengan semen, kemudian siap dicetak. Komposisinya satu banding lima, yakni satu zak semen ditambah 250 kg pasir, dan akan menghasilkan 200 batako ukuran standar.
Sedangkan untuk hasil maksimal, batako harus dijemur diterik matahari selama dus sampai tiga hari.Untuk membuat pupuk cair, prosesnya adalah sbb :
- Lumpur yang diperoleh dari got, harus disaring didalam saringan halus, kemudian dilanjutkan pada saringan padat yang terbuat dari kayu.
- Cairan terakhir akan ditampung didalam sebuah drum besar yang kemudian dicampur air, molase, biokatifator setelah itu cairan yang sudah diaduk selama 10 menit ditutup rapat.
- Pengadukan 10 menit, dilakukan setiap hari selama tujuh hari berturut-turut, dan drum ditutup rapat-rapat selama 15 sampai 21 hari.
- Satu drum bisa menghasilkan 120 liter pupuk cair, dan sudah bisa dijual kepada masyarakat dengan merk terserah kita sesuai yang didaftarkan pada departemen/Dinas Perdagangan dan Hak cipta setempat.
- Kebanyakan pupuk cair ini dipergunakan untuk tanaman hias dan sayuran.
Setelah melihat hasil nyata dari usaha ini, yang sudah berjalan sebagai home industri, maka keuntungannya bisa mencapai Rp. 3 juta/ drum.
Sebagai catatan : Teknologi sederhana dan tepat guna ini sedang dalam pengujian IPB, diharapkan hasil riset dan uji coba tersebut menggembirakan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Lalu,,,,bagaimana jika teknologi ini diterapkan di bekas cairan Lumpur lapindo?. bukan tidak mungin, mengingat jumlahnya sangat banyak untuk dapat dijadikan bahan baku baku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar