akses mudah dan cepat, internet tak hanya digunakan untuk mencari dan menggali informasi terkini. Internet salah satu sarana pergaulan, lewat situs-situs pertemanan dan social networking seperti Friendster, Facebook, Multiply atau MySpace. Dalam setiap account di situs-situs semacam itu, kita bebas memasukkan data pribadi. Selain itu, memasukkan foto, video, lagu, menulis blog, juga saling memberi komentar. Yang menarik, semua data itu bisa dilihat oleh orang-orang yang berada dalam jaringan pertemanan situs itu. Nah, disadari atau tidak, account di situs-situs semacam itu sebenarnya membangun imej seseorang. Tak sedikit orang yang menampilkan imejnya gila-gilaan. Jika tak hati-hati, bisa kena batunya. Seseorang dengan foto-foto nakal dan data yang nyeleneh mungkin bisa mendapat banyak teman, tapi ia bukan "teman" yang baik buat para manajer HRD.
Seseorang bisa kesulitan mendapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan hanya gara-gara profilnya di internet. Rosemary Haefner, Wakil Direktur HR di CaareerBuilder.com mengingatkan, "Berpikirlah sebelum memasukkkan foto ke situs pertemanan Anda. Perkembangan teknologi jaringan sosial dan mesin pencari di internet mungkin memberi kemudahan untuk teman-teman menemukan Anda. Tapi ingat, bukan hanya teman-teman Anda yang mendapat kemudahan, para manajer HRD juga mendapat informasi pribadi yang mungkin tak Anda inginkan diketahui mereka:' Berdasarkan survei CareerBuilder. com, 26 persen manajer HRD di Amerika menggunakan internet dalam menemukan pekerja potensialnya. Satu dari sepuluh bahkan menggunakan . Situs pertemanan dalam proses penyeleksian kandidat pekerja mereka.
Yang mengejutkan, para manajer mengatakan tak suka dengan apa yang ditemukan di internet. Setengah dari manajer yang menggunakan situs pertemanan untuk seleksi mengakui, tak menerima pegawai berdasarkan apa yang mereka dapati di internet. Sekitar 63 persen di antaranya menemukan hal-hal menjijikkan yang membuat mereka mengurungkan niat mempekerjakan seorang kandidat. Fakta ini didukung penelitian yang dilakukan ExecuNet yang menyatakan, 77 persen manajer HRD mengecek kembali CV pelamar kerja lewat situs pertemanan. Dan 35 persen di antaranya mengeliminasi kandidat berdasarkan informasi itu.
"Anda akan terkejut dengan apa yang saya lihat saat mencari informasi kandidat di internet!" ucap Gail, seorang manajer HRD perusahaan Fortune 500 yang mengecek ulang CV kandidat karyawan. "Suatu kali kami kesulitan memilih satu di antara dua kandidat kuat, sampai akhirnya saya menemukan salah satu dari mereka di MySpace.com. Dia memasukkan fotonya yang sedang memakai bikini, menulis daftar interests-nya 'having good time' dan seks, 'yes, please: Setelah melihat itu, tak butuh waktu lama buat kami memutuskan, dia bukan yang kami cari. Lain kali saya membuka account salah seorang kandidat, menemukan komentar dan candaaan berbau rasial:'
Lain lagi yang dialami Kara, seorang konsultan manajemen di Los Angeles. Suatu hari, Kara mendapat undangan melakukan kegiatan kesukaannya, olah raga air, dari teman-temannya. la memutuskan membolos kerja dengan alasan sakit. Semuanya baik-baik saja, sampai seorang temannya memasukkan foto-foto liburan mereka ke account MySpace Kara dan menulis komentar, "Sepertinya kita harus lebih sering meminta izin sakit:' Tiba-tiba, atasan Kara membuka account MySpace-nya, dan melihat foto beserta komentar itu. Sang atasan lalu memberi teguran keras. "Saya mendapat pelajaran berharga dari kejadian itu. Bukan hanya soal kejujuran, tapi saya baru sadar, betapa kecilnya dunia social networking di internet, dan saya harus punya sedikit kontrol atas informasi-informasi yang saya masukkan di sana;' ujar Kara.
Bukan berarti Anda tak boleh memiliki account di situs pertemanan. Di satu sisi, situs itu bisa berguna bagi kelancaran pekerjaan. Tapi hati-hati saat memasukkan data termasuk foto-foto dalam account Anda. Rahasiakan hal pribadi. Anda bisa menggunakan setting private profile untuk memilih siapa saja yang bisa mengakses semua data dalam halaman pribadi Anda. Untuk mengontrol komentar yang masuk, Anda bisa gunakan fitur block comments. Pastinya Anda tak ingin mendapat masalah dalam pekerjaan hanya gara-gara profil di Friendster,'kan?
Copas dari tabloid Bintang Indonesia Edisi 890
Seseorang bisa kesulitan mendapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan hanya gara-gara profilnya di internet. Rosemary Haefner, Wakil Direktur HR di CaareerBuilder.com mengingatkan, "Berpikirlah sebelum memasukkkan foto ke situs pertemanan Anda. Perkembangan teknologi jaringan sosial dan mesin pencari di internet mungkin memberi kemudahan untuk teman-teman menemukan Anda. Tapi ingat, bukan hanya teman-teman Anda yang mendapat kemudahan, para manajer HRD juga mendapat informasi pribadi yang mungkin tak Anda inginkan diketahui mereka:' Berdasarkan survei CareerBuilder. com, 26 persen manajer HRD di Amerika menggunakan internet dalam menemukan pekerja potensialnya. Satu dari sepuluh bahkan menggunakan . Situs pertemanan dalam proses penyeleksian kandidat pekerja mereka.
Yang mengejutkan, para manajer mengatakan tak suka dengan apa yang ditemukan di internet. Setengah dari manajer yang menggunakan situs pertemanan untuk seleksi mengakui, tak menerima pegawai berdasarkan apa yang mereka dapati di internet. Sekitar 63 persen di antaranya menemukan hal-hal menjijikkan yang membuat mereka mengurungkan niat mempekerjakan seorang kandidat. Fakta ini didukung penelitian yang dilakukan ExecuNet yang menyatakan, 77 persen manajer HRD mengecek kembali CV pelamar kerja lewat situs pertemanan. Dan 35 persen di antaranya mengeliminasi kandidat berdasarkan informasi itu.
"Anda akan terkejut dengan apa yang saya lihat saat mencari informasi kandidat di internet!" ucap Gail, seorang manajer HRD perusahaan Fortune 500 yang mengecek ulang CV kandidat karyawan. "Suatu kali kami kesulitan memilih satu di antara dua kandidat kuat, sampai akhirnya saya menemukan salah satu dari mereka di MySpace.com. Dia memasukkan fotonya yang sedang memakai bikini, menulis daftar interests-nya 'having good time' dan seks, 'yes, please: Setelah melihat itu, tak butuh waktu lama buat kami memutuskan, dia bukan yang kami cari. Lain kali saya membuka account salah seorang kandidat, menemukan komentar dan candaaan berbau rasial:'
Lain lagi yang dialami Kara, seorang konsultan manajemen di Los Angeles. Suatu hari, Kara mendapat undangan melakukan kegiatan kesukaannya, olah raga air, dari teman-temannya. la memutuskan membolos kerja dengan alasan sakit. Semuanya baik-baik saja, sampai seorang temannya memasukkan foto-foto liburan mereka ke account MySpace Kara dan menulis komentar, "Sepertinya kita harus lebih sering meminta izin sakit:' Tiba-tiba, atasan Kara membuka account MySpace-nya, dan melihat foto beserta komentar itu. Sang atasan lalu memberi teguran keras. "Saya mendapat pelajaran berharga dari kejadian itu. Bukan hanya soal kejujuran, tapi saya baru sadar, betapa kecilnya dunia social networking di internet, dan saya harus punya sedikit kontrol atas informasi-informasi yang saya masukkan di sana;' ujar Kara.
Bukan berarti Anda tak boleh memiliki account di situs pertemanan. Di satu sisi, situs itu bisa berguna bagi kelancaran pekerjaan. Tapi hati-hati saat memasukkan data termasuk foto-foto dalam account Anda. Rahasiakan hal pribadi. Anda bisa menggunakan setting private profile untuk memilih siapa saja yang bisa mengakses semua data dalam halaman pribadi Anda. Untuk mengontrol komentar yang masuk, Anda bisa gunakan fitur block comments. Pastinya Anda tak ingin mendapat masalah dalam pekerjaan hanya gara-gara profil di Friendster,'kan?
Copas dari tabloid Bintang Indonesia Edisi 890
Tidak ada komentar:
Posting Komentar