Apa yang dahsyat dari sebuah ledakan hingga mampu memecahkan kaca jendela yang jauhnya berkilo-kilo meter? Apa pula hubungan fenomena ini dengan peristiwa alam dan keberadaan hantu?
Ledakan bom di Jalan Legian, Kuta sudah tentu berdampak langsung menghancurkan diskotek Sari Club dan Diskotek Paddy's sasarannya. Namun tidak hanya itu, puluhan bangunan dalam radius 10 hingga 20 meter ikut rusak berat. Yang menakjubkan, bangunan di wilayah Kuta Square juga ikut merasakan imbasnya. Padahal wilayah itu letaknya sekitar radius satu kilometer dari pusat ledakan. Terhitung jauh untuk menerima dampak langsung ledakan. Meski dalam skala dan kondisi berbeda, peristiwa serupa juga terjadi lebih dari seabad yang lalu. Saat itu tak ada yang menyangkal kalau letusan Gunung Krakatau yang suaranya membahana hampir ke seluruh dunia memang dahsyat. Banyak yang berpikir ini akibat angin kencang sebagai efek ledakan. Namun pada peristiwa ini tidak terdeteksi adanya angin. Yang tidak disadari banyak orang adalah adanya suara bisu berkekuatan dahsyat. Infrasound si suara bisu ini mampu meluluhlantakkan kaca-kaca jendela jauh di luar jangkauan efek ledakan yang sebenarnya. Bisu karena suaranya sendiri tidak dapat didengar oleh kemampuan normal manusia.
Dampak serupa juga tidak jarang ditimbulkan oleh guruh. Meski tanpa kehadiran suara dahsyat geledek, kita dapat merasakan kuat dan intensnya getaran kaca jendela sewaktu hujan badai. Senyap tiba-tiba dan jendela pun pecah berkeping-keping. Kenyataannya memang selain berdampak pada titik ledakan, kekuatan ledakan juga berdampak pada lingkup yang jauh di luarnya. Secara kimia, ledakan melepaskan gas dan kepingan-kepingan metal dan melabrak apapun di sekitarnya. Sementara efek yang meluas terletak pada kuatnya gelombang infrasound yang merambat keluar wilayah bahaya ledakan itu sendiri. Tekanan momentum yang dahsyat, mengisi ruang tekanan udara yang berkurang di sekitar ledakan. Gelombang tekanan ini bersifat temukan dan hancurkan. Mulai dari aula hingga saluran air buangan, semua terkoyak menjadi serpihan yang beterbangan. Infrasound, si gelombang raksasa yang kejam melibas apapun yang menghalanginya. Sementara, zona destruktif ledakan sendiri relatif kecil dibandingkan zona di luarnya. Negara-negara yang bertentangan pada masa perang dingin bahkan menggunakan barometer dan seismograf untuk menentukan besaran relatif ledakan atom. Barometrik yang peka secara bertahap memantau atmosfer dan bumi, mendeteksi adanya efek infrasonik. Hasil penelitian mengungkap kalau gelombang kejut ledakan mendorong signal kompleks infrasonik jauh melampaui pusat ledakan. Pengaruh destruktif ini melumat dinding-dinding dan jendela-jendela di kejauhan sekian detik setelah ledakan sesungguhnya. Obyek berbagai bentuk, ukuran, dan komposisi meledak saat gelombang infrasonik menerabasnya tanpa bisa ditahan.
Sepengetahuan ahli fisika, setelah bahan peledak diledakkan, masih ada sebagian materi yang tersisa tidak mengalami perubahan bentuk. Namun obyek yang berhasil selamat seperti kawat penguat beton, tidak sekonyong-konyong berarti bersifat resistor terhadap infrasonik.
Gejala alam
Tidak hanya menyertai peristiwa ledakan bom maupun letusan Krakatau, infrasonik erat kaitannya dengan berbagai gejala alam. Bahkan generator infrasound yang paling meyakinkan adanya di alam, air terjun. Coba saja berkunjung ke Niagara, mungkin bisa mengalami hal yang sama dengan yang dialami sejumlah pengunjung. Mereka mengalami mual yang aneh dan bukan karena ketinggian.
Infrasound ternyata juga menjadi biang keladi mabuk perjalanan. Struktur buatan manusia yang bergetar, memicu infrasound buatan yang berbahaya. Mabuk perjalanan bisa diasosiasikan dengan pemaparan infrasonik dalam waktu panjang akibat getaran chassis. Mobil, bus, kereta, motor, dan jet, masing-masing mencatat intensitas infrasound yang berbahaya. Infrasonik yang kuat akibat getaran rangka jet bahkan dapat mengurangi refleks pilot. Prosedur militer memahami faktor ini dan membatasi jam terbang karena tidak mau membahayakan pilot dan misi penerbangannya.
Pada gejala alam seperti gempa, tidak jarang terjadi pergeseran muka bumi secara vertikal. Lama sebelum tekanan bumi memuncak dan terlepas, di bawah tanah sudah terjadi sejumlah kejutan pendahuluan. Kejutan ini juga menghasilkan denyutan infrasonik yang sampai ke muka bumi. Meski tak terdengar manusia, suara ini dapat didengar oleh hewan tertentu seperti ikan. Itu sebabnya dalam kondisi ini hewanlah yang bereaksi keras dengan berusaha keluar dari wilayah yang terpengaruh. Hewan sendiri tidak dapat mengetahui sumber denyutan infrasonik ini hingga berperilaku linglung. Baik hewan maupun kita tidak bisa melarikan diri dari sumber infrasonik alami karena sumbernya tak jelas. Selain itu, wilayahnya tak terbatas hingga ratusan kilometer persegi.
Meski terpapar kurang dari 5 menit, infrasound intensitas rendah, 10 Hertz (putaran per detik) akibat gempa bisa mengakibatkan pusing selama berjam-jam. Suara infra 12 Hertz juga cukup menyebabkan mual yang parah dan berkepanjangan. Gambarannya, ombak yang menyapu pantai menghasilkan gelombang 16 Hertz. Sementara batas bawah pendengaran manusia adalah 20 Hertz
Efek tekanan yang dihasilkan kejutan infrasonik terhadap bangungan dan makhluk hidup bisa dikatakan sama. Selain meresahkan, pada taraf ekstrim, infrasonik bisa mengakibatkan efek fatal. Sensasi yang ditimbulkan mampu memipihkan tubuh seolah dilanggar oleh dinding solid yang tak tampak. Tak heran jika infrasonik bisa diterapkan sebagai senjata. Paus tertentu mampu melumpuhkan mangsanya menggunakan "gunshot" berupa semburan kuat suara yang tak terdengar. Potensi sebagai senjata ini juga dikaji oleh kalangan ilmuwan Barat untuk menciptakan senjata ampuh. Masalahnya, sulit untuk memfokuskan efek infrasound ini.
Hantu atau infrasound?
Lantas, apa hubungannya dengan hantu? Pada pertengahan 90-an, seorang insinyur dari Universitas Coventry bekerja lembur di laboratoriumnya. Tiba-tiba ia diliputi perasaan gundah dan kecemasan yang aneh. Perasaan ini terus berkembang hingga ia basah oleh keringat dan gemetar ketakutan. Sekonyong-konyong, dari sudut matanya ia melihat bayangan kelabu. Begitu ia menoleh, bayangan itu lenyap tak berbekas. Dengan penuh ketakutan ia kemas barang-barangnya dan langsung pergi.
Tidak kapok, keesokan harinya ia kembali bekerja seperti biasa. Kali ini ia membawa anggar dan meletakkannya sedemikian rupa untuk diminyaki. Saat itu, ia melihat ujung pedang bergetar tak terkontrol. Otaknya pun bekerja dan berkesimpulan suara tingkat rendah (infrasound) dari kipaslah yang menyebabkan kejadian aneh pada malam sebelumnya. Alat pengukur gelombangnya pun membuktikan itu.
Si insinyur dan rekan-rekan berspekulasi kalau kekuatan alam mampu menghasilkan gelombang infrasound. Efek psikologis yang ditimbulkan infrasound memang bukan suatu fenomena menyenangkan. Suara bisu ini mampu mengacaukan persepsi manusia, termasuk ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan. Selain mengakibatkan tekanan emosional yang ekstrim, melemahnya mental, pengaruhnya juga memicu halusinasi. Sebagai bukti, sang insinyur membawa alat pengukur ke beberapa lokasi di Inggris yang dikenal berhantu. Di dua lokasi ia mendeteksi getaran subsonik yang signifikan. Di sebuah gedung berhantu, getaran infrasonik disebabkan oleh terowongan angin di bawah tanah. Hal serupa juga bisa saja terjadi pada gedung terbengkalai yang jendelanya pecah atau retak. Dalam angin badai, kaca bergetar dan menghasilkan suara-suara ini. Jika jendela terletak pada ujung lorong, suara ini bisa membahana saat terpantul pada dinding-dinding. Ternyata tidak semua terbukti. Jadi siapa tahu si suara bisu yang bertanggung jawab pada peristiwa mistik benar-benar bagian dari penampakan hantu? .(don)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar