Film "The Photograph" yang dibesut sutradara wanita Indonesia, Nan T. Achnas, menyabet dua penghargaan di The 43-rd Karlovy Vary International Film Festival yang diselenggarakan sejak tanggal 4 Juli lalu di Karlovy Vary, Republik Ceko.
The Photograph menyabet Special Jury Prize yang merupakan pemenang kedua dan penghargaan Ecumenical Jury Award di festival film paling bergengsi di Republik Ceko yang bahkan masuk dalam lima besar festival film se dunia, ujar Sekretaris I Pensosbud KBRI Praha Azis Nurwahyudi kepada koresponden Antara London, Minggu.
Aziz Nurwahyudi mengatakan Film The Photograph tersebut merupakan satu-satunya film dari Asia yang mendapat dua penghargaan sekaligus.
Festival Film Internasional Karlovy Vary mengkompetisikan film panjang, film dokumenter dan film dari Eropa Tengah dan Timur.
Tahun ini, festival diikuti 15 film panjang dan 16 film dokumenter pilihan dari berbagai negara. Sedangkan kategori kompetisi East of the West diikuti 15 film dari Eropa Tengah dan Timur termasuk negara-negara bekas Uni Soviet.
Dewan juri pada festival tersebut adalah Ivan Passer (AS), Brenda Blethyn (UK), Ari Folman (Israel), Ted Hope (AS), Jan P. Muchow (Ceko), Johanna ter Steege (Belanda) dan Vilmos Zsigmond (AS) telah memenangkan film Terribly Happy dari Denmark sebagai pemenang utama.
Sementara itu, enam anggota dewan juri lain yakni Jan Elias (Ceko), Helena Babicka juga dari Ceko, Lucia Cuocci (Italia), Karel Deburchgrave (Belgia), Monica Lienin (Swiss) dan Werner Scheneider-Quindeau (Jerman) memberikan penghargaan Ecumenical Jury Award untuk film The Photograph karena film ini dinilai mampu mengangkat nilai-nilai yang menyangkut agama dan spiritualitas yang dikemas dengan sangat bagus.
Nan T. Achnas, dalam keterangannya menyatakan kegembiraannya karena film The Photograph ini baru pertama ikut festival film internasional dan memenangkan hadiah kedua serta mendapat penghargaan khusus Ecumenical Jury Award.
Selain mendapat piala, Nan T Achnas juri juga mendapat hadiah sebesar 20.000 dolar AS.
Achnas merasa bangga karena sebagai sutradara, filmnya sudah dua kali masuk kompetisi pada Festival di Karlovy Vary, sebelumnya "Film Pasir Berbisik " namun belum mendapatkan penghargaan.
Tembus Eropa
Menurut Nan, kemenangan kali ini merupakan pemicu untuk terus berkarya dan menembus perfilman di Eropa.
Film yang memotret hubungan antarmanusia dengan latar belakang perbedaan identitas, kepercayaan, ras, dan budaya dan perbedaan itu hadir dan berinteraksi secara alami dalam keseharian kehidupan di Indonesia.
Tokoh utama film ini adalah seorang Tionghoa bernama Johan, tukang foto keliling, yang ingin memotret dirinya sendiri sebagai aksi terakhir dalam menutup kehidupannya, meskipun nyatanya foto terakhirnya malah diambil oleh Sita, penyanyi karaoke bar dan pekerja seks yang membantu Johan menjelang akhir hidupnya.
Sita, orang yang dianggap paling tidak mungkin melakukan hal itu justru kemudian menjadi orang yang terpenting dalam saat-saat terakhir kehidupan Johan.
Lebih dari 10.000 orang menghadiri festival film tersebut, termasuk sejumlah bintang film terkenal diantaranya Robert de Niro, Arthur Berning, Mohan Agase, Brenda Blethyn, Ari Gold, dan Sergey Gazarov.
Sementara itu, 623 wartawan dari berbagai negara juga telah meliput penayangan 477 film selama berlangsungnya festival tersebut.
Sebelum kemenangan The Photograph tahun ini, film Indonesia terakhir yang mendapat penghargaan di Festival Film Karlovy Vary adalah Film"Si Pincang" yang disutradarai oleh Kotot Sunardi yang mendapatkan penghargaan pada tahun 1950-an. (Ant)
http://www.deplu.go.id/?hotnews_id=3362
The Photograph menyabet Special Jury Prize yang merupakan pemenang kedua dan penghargaan Ecumenical Jury Award di festival film paling bergengsi di Republik Ceko yang bahkan masuk dalam lima besar festival film se dunia, ujar Sekretaris I Pensosbud KBRI Praha Azis Nurwahyudi kepada koresponden Antara London, Minggu.
Aziz Nurwahyudi mengatakan Film The Photograph tersebut merupakan satu-satunya film dari Asia yang mendapat dua penghargaan sekaligus.
Festival Film Internasional Karlovy Vary mengkompetisikan film panjang, film dokumenter dan film dari Eropa Tengah dan Timur.
Tahun ini, festival diikuti 15 film panjang dan 16 film dokumenter pilihan dari berbagai negara. Sedangkan kategori kompetisi East of the West diikuti 15 film dari Eropa Tengah dan Timur termasuk negara-negara bekas Uni Soviet.
Dewan juri pada festival tersebut adalah Ivan Passer (AS), Brenda Blethyn (UK), Ari Folman (Israel), Ted Hope (AS), Jan P. Muchow (Ceko), Johanna ter Steege (Belanda) dan Vilmos Zsigmond (AS) telah memenangkan film Terribly Happy dari Denmark sebagai pemenang utama.
Sementara itu, enam anggota dewan juri lain yakni Jan Elias (Ceko), Helena Babicka juga dari Ceko, Lucia Cuocci (Italia), Karel Deburchgrave (Belgia), Monica Lienin (Swiss) dan Werner Scheneider-Quindeau (Jerman) memberikan penghargaan Ecumenical Jury Award untuk film The Photograph karena film ini dinilai mampu mengangkat nilai-nilai yang menyangkut agama dan spiritualitas yang dikemas dengan sangat bagus.
Nan T. Achnas, dalam keterangannya menyatakan kegembiraannya karena film The Photograph ini baru pertama ikut festival film internasional dan memenangkan hadiah kedua serta mendapat penghargaan khusus Ecumenical Jury Award.
Selain mendapat piala, Nan T Achnas juri juga mendapat hadiah sebesar 20.000 dolar AS.
Achnas merasa bangga karena sebagai sutradara, filmnya sudah dua kali masuk kompetisi pada Festival di Karlovy Vary, sebelumnya "Film Pasir Berbisik " namun belum mendapatkan penghargaan.
Tembus Eropa
Menurut Nan, kemenangan kali ini merupakan pemicu untuk terus berkarya dan menembus perfilman di Eropa.
Film yang memotret hubungan antarmanusia dengan latar belakang perbedaan identitas, kepercayaan, ras, dan budaya dan perbedaan itu hadir dan berinteraksi secara alami dalam keseharian kehidupan di Indonesia.
Tokoh utama film ini adalah seorang Tionghoa bernama Johan, tukang foto keliling, yang ingin memotret dirinya sendiri sebagai aksi terakhir dalam menutup kehidupannya, meskipun nyatanya foto terakhirnya malah diambil oleh Sita, penyanyi karaoke bar dan pekerja seks yang membantu Johan menjelang akhir hidupnya.
Sita, orang yang dianggap paling tidak mungkin melakukan hal itu justru kemudian menjadi orang yang terpenting dalam saat-saat terakhir kehidupan Johan.
Lebih dari 10.000 orang menghadiri festival film tersebut, termasuk sejumlah bintang film terkenal diantaranya Robert de Niro, Arthur Berning, Mohan Agase, Brenda Blethyn, Ari Gold, dan Sergey Gazarov.
Sementara itu, 623 wartawan dari berbagai negara juga telah meliput penayangan 477 film selama berlangsungnya festival tersebut.
Sebelum kemenangan The Photograph tahun ini, film Indonesia terakhir yang mendapat penghargaan di Festival Film Karlovy Vary adalah Film"Si Pincang" yang disutradarai oleh Kotot Sunardi yang mendapatkan penghargaan pada tahun 1950-an. (Ant)
http://www.deplu.go.id/?hotnews_id=3362
Tidak ada komentar:
Posting Komentar