Semakin berkembangnya dunia penyiaran, menggiring banyaknya program tayangan televisi yang menarik bagi seluruh anggota keluarga. Informasi dan hiburan didapatkan langsung hanya melalui televisi yang umumnya telah dimiliki oleh hampir seluruh keluarga di dunia, termasuk Indonesia.
Namun sayang, tayangan televisi pun dapat berimbas buruk pada komunikasi di antara anggota keluarga.
"Dibandingkan dengan membacakan buku cerita sebagai pengantar tidur misalnya, di mana anak dapat mendengarkan emosi dan intonasi Moms yang membacakan lalu diakhiri dengan sebuah pelukan, televisi itu tidak interaktif. Mengapa saya katakan televisi dapat menjadi pemutus komunikasi keluarga juga karena siaran televisi yang disukai Moms, sudah pasti tidak disukai anak dan begitu juga sebaliknya. Lagipula agak sulit ya mengobrol dengan orang yang sedang fokus menonton tayangan televisi favoritnya,"
Lebih lanjut Irene mengungkapkan, tayangan televisi yang umumnya diputar setiap hari kebanyakan masih belum pantas disaksikan oleh si kecil. Bahkan untuk program yang mengklaim sebagai tontonan paling aman untuk anak.
"Siaran televisi kita itu belum pantas ditonton oleh si kecil, maka sebaiknya kembali lagi pada pembatasan dari orangtua,"
Irene pun menjelaskan, anak yang di kamarnya sendiri dilengkapi televisi akan lebih sulit untuk diawasi.
"Tidak seharusnya anak memiliki televisi sendiri. Orangtua akan sulit mengontrol apa yang dia tonton. Sebaiknya, beli televisi berukuran besar dan letakkan di ruang keluarga agar dapat menonton bersama-sama dan bergantian. Pada dasarnya ruang keluarga dengan sebuah televisi merupakan area bersama agar komunikasi tetap tidak terputus,"
www.forum-buku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar