Senin, 28 Februari 2011

Kurangi Konsumsi garam Demi Kesehatan

Konsumsi garam secara berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Nah, bagaimana cara menguranginya?

Masakan tanpa garam pastilah terasa hambar. Tak heran bila garam menjadi bumbu wajib saat memasak. Tak hanya membuat sedap hidangan, garam juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Tapi sebaliknya, konsumsi garam secara berlebihan tidak baik bagi tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit. Di antaranya tekanan darah tinggi atau hipertensi yang menjadi pemicu stroke, gangguan jantung dan pembuluh darah.

Apalagi, hipertensi termasuk dalam penyakit yang membunuh diam-diam (the silent disease) karena penderita umumnya tidak menyadari dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.

“Sebagian besar orang di dunia mengonsumsi garam secara berlebihan, yaitu lebih dari 6 gram per hari. Bahkan, di Asia mencapai lebih dari 12 gram per hari,” kata Fendy Susanto, Program Development and Scientific Support, Nutrifood Research Center dalam acara jumpa media bertajuk “

Fendy menjelaskan, garam dapur atau garam dalam pengertian sehari-hari terdiri dari unsur mineral natrium (Na) alias sodium dan klorida (Cl) yang bergabung menjadi satu molekul bernama natrium klorida (NaCl). Jumlah sodium dalam garam dapur sekitar 40 persen dan sisanya adalah ion klorida. Sebenarnya, kandungan garam di dalam tubuh sangat diperlukan untuk mendukung fungsi organ tubuh.

Lebih spesifiknya, garam berguna untuk menjaga regulasi volume dan tekanan darah; menjaga kontraksi otot serta transmisi sel saraf; membantu konsentrasi otak; membantu keseimbangan air, asam, dan basa dalam tubuh; serta menjaga tubuh agar tidak lemas. Namun berdasarkan Panduan Umum Gizi Seimbang 2003, konsumsi garam tidak boleh lebih dari enam gram (satu sendok teh) sehari atau sama dengan 2.300 mg natrium. Berdasarkan batasan tersebut, sebenarnya berapa kandungan garam dalam sejumlah makanan?

Dia menyebutkan beberapa di antaranya. Misalnya satu french fries besar memiliki 350 gram kandungan garam, satu porsi mi ayam (558 gram), satu potong sosis (750 mg), dada ayam goreng tepung (1.080 mg), dan satu porsi mi bakso (1.518 mg).

Untuk mi instan kandungan garamnya berkisar 1.110 sampai 2.400 gram, bergantung merek dan rasanya. Tidak hanya terdapat dalam masakan sebagai bumbu penyedap, garam juga terdapat dalam saus tomat, kecap asin, kecap manis, bahkan donat.

Saus tomat misalnya, dalam satu sendok makannya mengandung 167 gram garam, sementara pada sepotong donat terdapat 260 gram garam.

“Coba hitung berapa garam yang kita konsumsi setiap hari selama tiga kali makan, pasti akan lebih dari batasan umum. Saat makan saus tomat saja kita akan mengambil lebih dari satu sendok makan,”

Menurut Fendy, konsumsi garam sangat erat dengan hipertensi. Setengah sendok teh garam saja bisa menaikkan tekanan sistolik (tekanan darah saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi) naik sebesar lima poin dan tekanan diastolik (tekanan darah saat jantung mengembang atau relaksasi) naik tiga poin. Apabila seseorang berhasil mengurangi pemasukan garam dalam tubuh, tekanan sistolik dan diastolik pun akan turun.

“Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional Kementerian Kesehatan pada 2007, sekitar tiga dari sepuluh orang Indonesia menderita hipertensi,”

Bagaimana garam bisa memicu hipertensi? Dia menjelaskan, jika kandungan garam tinggi, tubuh akan berusaha menetralkannya, yaitu mengencerkannya dengan air. Namun karena garam sifatnya mengikat banyak air, maka air dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan.

Masuknya air dalam jumlah besar ke dalam pembuluh darah menyebabkan volume darah yang ada dalam sistem peredaran darah bertambah, sementara lebar pembuluh darah tetap. Akibatnya, tekanan darah pun meninggi. Seseorang disebut hipertensi jika tekanan darahnya di atas batas normal, yaitu di atas 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg diastolik.

Sebenarnya tidak hanya garam, lanjut Fendy, faktor risiko hipertensi juga dipengaruhi beberapa hal. Di antaranya usia, riwayat keluarga penderita hipertensi, ras, berat badan berlebih,gaya hidup kurang aktif, merokok, stres, dan minum alkohol

www.forum-buku.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar