Emosi seringkali diidentikan dengan sebutan marah. Akan tetapi sebenarnya emosi manusia tidak hanya itu, ada juga sedih, senang, takut dan kaget. Marah merupakan luapan rasa yang tidak menyenangkan karena ada sesuatu yang tidak kita sukai atau tidak kita harapkan.
Meskipun reaksi marah setiap orang tidak sama, namun amarah seseorang seringkali ditandai dengan sikap diam atau menarik diri (withdrawal), perubahan raut muka (merah padam), nada suara yang berat, anggota badan bergetar atau sedia menyerang (Hude,M.Darwis.(2006).Emosi.Erlangga).
Pada saat tanda-tanda amarah itu muncul dari seseorang, biasanya orang lain yang ada di sekelilingnya pun memberikan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang membiarkan seolah tak perduli, ikut memberikan reaksi marah yang sama, diam atau justru berusaha menenangkan orang yang sedang marah. Biasanya, rasa marah seseorang juga bisa jadi trouble maker bagi orang-orang sekelilingnya. Namun demikian, bagi orang yang sedang menerima reaksi marah tersebut hal itu tak selalu hanya sebagai trouble maker jika kita pandai mencermati dan menerimanya.
Amarah seseorang juga bisa memberikan pengaruh positif, bukan hanya pengaruh negatif. Jika kita mengambil pelajaran dari apa yang menyebabkan rasa marah itu muncul maka manfaat akan diperoleh. Misalnya, seorang atasan marah karena stafnya melakukan kesalahan yang sama. Kalau staf itu bisa instrospeksi diri dari rasa marah atasannya yang sebenarnya jika diperhalus itu adalah teguran supaya bisa lebih baik, maka staf itu tidak akan kecewa dan sedih menerima amarah bos nya tapi justru bisa termotivasi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya. Ini hanyalah contoh kecil dari sisi lain amarah.
Alangkah indah dan menyenangkan jika kita semua secara perlahan merenungkan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan itu tidak selalu memberikan dampak negatif, tapi justru bisa memberikan dampak positif. Amarah seseorang bukan hanya luapan rasa dan agresivitas semata, tapi juga bisa jadi pelajaran berharga jika kita mau berbesar hati ada hikmah dibalik itu semua. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mendapatkan hikmah dan pandai mengendalikan amarah.
Meskipun reaksi marah setiap orang tidak sama, namun amarah seseorang seringkali ditandai dengan sikap diam atau menarik diri (withdrawal), perubahan raut muka (merah padam), nada suara yang berat, anggota badan bergetar atau sedia menyerang (Hude,M.Darwis.(2006).Emosi.Erlangga).
Pada saat tanda-tanda amarah itu muncul dari seseorang, biasanya orang lain yang ada di sekelilingnya pun memberikan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang membiarkan seolah tak perduli, ikut memberikan reaksi marah yang sama, diam atau justru berusaha menenangkan orang yang sedang marah. Biasanya, rasa marah seseorang juga bisa jadi trouble maker bagi orang-orang sekelilingnya. Namun demikian, bagi orang yang sedang menerima reaksi marah tersebut hal itu tak selalu hanya sebagai trouble maker jika kita pandai mencermati dan menerimanya.
Amarah seseorang juga bisa memberikan pengaruh positif, bukan hanya pengaruh negatif. Jika kita mengambil pelajaran dari apa yang menyebabkan rasa marah itu muncul maka manfaat akan diperoleh. Misalnya, seorang atasan marah karena stafnya melakukan kesalahan yang sama. Kalau staf itu bisa instrospeksi diri dari rasa marah atasannya yang sebenarnya jika diperhalus itu adalah teguran supaya bisa lebih baik, maka staf itu tidak akan kecewa dan sedih menerima amarah bos nya tapi justru bisa termotivasi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya. Ini hanyalah contoh kecil dari sisi lain amarah.
Alangkah indah dan menyenangkan jika kita semua secara perlahan merenungkan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan itu tidak selalu memberikan dampak negatif, tapi justru bisa memberikan dampak positif. Amarah seseorang bukan hanya luapan rasa dan agresivitas semata, tapi juga bisa jadi pelajaran berharga jika kita mau berbesar hati ada hikmah dibalik itu semua. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mendapatkan hikmah dan pandai mengendalikan amarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar