Dalam sejarah Jepang, Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh spektakuler yang tidak tertandingi dalam mencapai "puncak prestasi". Ia lahir dari keluarga petani miskin, dibelit nasib pahit; berwajah jelek, pendek, dan tak berpendidikan.
Namun,setumpuk kemalangan hidup itu tak menjadikan Hideyoshi mengutuk nasib yang membelitnya. Kemiskinan yang menjeratnya ia ubah menjadi keberuntungan dengan mengandalkan otak daripada tubuh, akal daripada senjata, strategi (dan logistik) daripada tombak. Alhasil, ia kemudian mampu meraih puncak karier gemilang; ia menjadi wakil kaisar bukan berdasarkan garis keturunan,melainkan dari kecerdikan otak.
Perjuangan Hideyoshi dalam meraih prestasi–dari seorang petani miskin hingga bisa jadi wakil kaisar–itu mengundang kekaguman. Tak sedikit orang Jepang, terutama dari kalangan bawah,yang ingin tahu tentang rahasia di balik kesuksesan Hideyoshi. Dan di antara orang yang ingin tahu itu adalah Jiro dan Gonsuke.Dua petani muda itu tidak ingin kelak menjadi petani lantaran ia dilahirkan dari keluarga petani.
Dengan kata lain,mereka ingin mengikuti jejak Hideyoshi.Keinginan untuk mengubah nasib itulah yang kemudian membawa keduanya menemui Hideyoshi dengan tujuan ingin mencari kebijaksanaan atau menimba ilmu. Kehadiran kedua petani itu diterima Hideyoshi dengan hormat, apalagi mereka datang tidak untuk mencari pekerjaan, melainkan hendak mencari jalan menuju keberuntungan.
Hideyoshi kemudian berbagi kisah perjuangan di balik kesuksesannya, dan di sela-sela kisah perjalanan hidup yang dituturkan itu, Hideyoshi membeberkan tentang kunci sederhana yang membawanya bisa sukses mencapai puncak prestasi.
Pertama, menentukan "tujuan hidup" dengan membayangkan jalan yang akan mengantarkan ke tempat yang diinginkan. Dalam bahasa Hideyoshi, "terbayangkan berarti terjangkau". Artinya, membayangkan sesuatu yang benar-benar mungkin; tahu apa langkah pertama yang harus ditempuh. Ibarat seseorang yang ingin menempuh perjalanan, ia harus memiliki tujuan. Bagi Hideyoshi, kegagalan manusia lebih sering disebabkan oleh ketiadaan tujuan yang jelas dibandingkan dengan ketiadaan kemampuan.
Kedua, memupuk rasa bersyukur. Menurut Hideyoshi,"rasa bersyukur" itu akan mendatangkan keberuntungan, dan perbuatan baik yang dilakukan seseorang akan mendatangkan kebaikan (balik) kepadanya.
Ketiga, mengenali bakat (yang terpendam).Keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia muncul karena pengabdian seseorang dalam mengerahkan bakat (keterampilan) yang dia miliki dan usahanya sendiri. Padahal,seseorang tak bisa mengharapkan ia akan disegani orang lain jika ia tidak mengembangkan dan menguatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Dan itu yang membuat ia meraih keberuntungan.
Keempat, usaha akan menentukan hasil. Usaha setengah- setengah akan membuahkan hasil setengah,usaha baik membuahkan hasil baik,tapi usaha yang luar biasa akan membuahkan hasil yang luar biasa. Usaha luar biasa itulah satu cara untuk mendapatkan "keberuntungan".
Kelima,kerja sama akan melahirkan keberhasilan. Di mata Hideyoshi, tak ada seseorang di dunia ini yang bisa berhasil meraih puncak prestasi dengan sendirian. Ia membutuhkan bantuan dan uluran tangan orang lain.Seorang pemipin pun dapat meraih jabatan tinggi lantaran bantuan dari mitra dan bawahan.
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/439984/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar