Sebuah riset baru menyatakan: anak-anak yang tidak memiliki teman karena diasingkan secara sosial dapat beresiko menjadi depresi saat masa remaja.
Kasus ini akan serupa terjadi dengan anak pemalu dan linglung. Maka, teman dapat menjadi bentuk perlindungan terhadap kesedihan. Riset tersebut dilaporkan dalam jurnal Development and Psychopathology.
“Efek negatifnya akan berlangsung dalam jangka yang panjang,”
“Anak-anak yang diasingkan itu menunjukkan peningkatan kadar kesedihan dan kadar yang lebih tinggi untuk perasaan depresi,”
Penelitian
Sebanyak 130 anak gadis dan 101 anak laki-laki kelas 3 sampai 5, berpartisipasi dalam riset ini selama tiga tahun. Mereka diminta untuk menilai saat mereka merasa malu atau lebih baik diam.
Ditemukan, bahwa anak yang kurang dalam keahlian bersosial, dapat berubah agresif, dan tidak dewasa. Dibandingkan dengan anak tanpa teman, atau anak yang dilaporkan memiliki perasaan depresi.
“Pertemanan menjadikannya positif dan efek jangka panjangnya mengalami kenaikan. Pertemanan menyembuhkan dan melindungi anak yang berisiko dari masalah internal, seperti perasaan depresi dan cemas,”
Penyembuhan memiliki konsekuensi yang menambah efek jangka pendek “Layaknya bola salju yang turun dari bukit dan membesar, penyesuaian masalah cenderung sulit dan bahkan dapat memburuk,” tambahnya.
“Terisolasi dan terasing dari kelompok dapat meningkatkan tingkat depresi pada anak-anak dan perasaan negatif tersebut dapat meluas di kalangan remaja.”
Kunci untuk menghindari penolakan adalah setidaknya berteman dengan 1 orang. “Memiliki 1 orang teman dapat melindungi dari perasaan malu dan perasaan negatif lain,” terang Dr William.
“Riset kami mengkonfirmasi nilai dari memiliki teman, yang dapat melindungi layaknya seperti pelindung dari pengalaman sosial yang negatif.”
www.forum-buku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar