Kota Batu semakin mengukuhkan keberadaannya sebagai Kota Wisata yang tersohor di Indonesia. Makin hari wahana wisata yang ada di kota ini makin bertambah dan makin lengkap. Setelah ada Jatim Park, dan akhir tahun 2008 muncul BNS (Batu Night Spectacular), sekarang di awal 2010 muncul objek wisata baru Jatim Park 2 yang dimulai dengan pembukaan Museum Satwa.
Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik dan bersifat terbuka, dengan melakukan kegiatan koleksi, konservasi, riset dan komunikasi terhadap bidang ilmu tertentu. Selain itu, museum juga memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk keperluan studi, pendidikan dan kesenangan (hiburan). Di sini, Museum Satwa menampilkan segala hal yang berhubungan dengan seluk-beluk dunia satwa.
Tampak luar museum ini mengingatkan kita pada bangunan Yunani Kuno, seperti Parthenon di Athena. Ini sebuah upaya parodik dengan meminjam image klasik Barat sebagai sebuah “ke-masalalu-an”. Bisa banyak tafsir atas hal ini, bisa sebagai jejak bahwa asal museum memang dari Barat, bisa juga sebagai sindiran bahwa kita belum bisa melepaskan diri dari bayang-bayang arsitektur Barat.
Sajian dalam Museum Satwa ini sangat beragam, di dalamnya ada sekitar 84 diorama satwa dari berbagai penjuru dunia, dari dalam negeri maupun luar negeri. Diorama ini memberi gambaran yang seakan-akan nyata tentang kehidupan satwa di habitatnya di alam liar dengan menggunakan hewan awetan murni.
Juga ada insektarium yang berisi 5000 jenis serangga yang didapatkan dari berbagai tempat seperti Peru, Papua Nugini, Kolumbia, Malaysia dan bahkan dari Pulau Madagaskar di pantai timur Afrika, tak ketinggalan juga dari hutan Indonesia. Pengunjung juga bisa menikmati fish diorama berupa diorama kehidupan bawah air. Baik kehidupan di air tawar seperti sungai, danau maupun rawa, juga di air laut di beberapa kedalaman yang berbeda-beda. Di sini pengunjung seperti dibawa di kedalaman air dan melihat langsung ikan di habitatnya.
Tak ketinggalan, terdapat diorama pemandangan alam dari berbagai tempat yang berbeda di berbagai belahan benua. Seperti diorama pemandangan alam yang berbatu, bersalju, hutan yang sedang terbakar dan lain-lain. Sajian lain yang cukup menarik adalah koleksi fosil, fosil yang dipamerkan di sini adalah fosil tiruan dari bahan fiberglass. Fosil-fosil ini akan memberi pengetahuan kepada pengunjung bagaimana bentuk fosil itu dan bagaimana para ahli satwa purbakala merekonstruksi gambaran satwa yang hidup di masa jutaan tahun yang lalu.
Museum Satwa juga dilengkapi fasilitas Teater, menyajikan film-film tentang satwa dan kehidupannya di alam liar, ditambah dengan simulasi anatomi satwa agar pengunjung bisa mengetahui seluk-beluk satwa dengan lebih baik. Jika masih kurang puas dengan penjelasan tentang satwa, para guide yang profesional siap memandu wisatawan untuk menerangkan dan memberi informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Museum Satwa ini dirancang oleh dpavilion architects dari Surabaya. Dari hasil wawancara dengan principal dpavilion, Edwin Nafarin, Museum Satwa ini merupakan tahap awal dari pengembangan Jatim Park 2, nantinya di bagian tengah akan ada pula Hotel dan Resto berbentuk pohon besar. Sedangkan di sisi paling kanan ada Secret Zoo, kebun binatang dengan konsep kontemporer. Kita tunggu saja kejutan-kejutan berikutnya di Kota Batu.
Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik dan bersifat terbuka, dengan melakukan kegiatan koleksi, konservasi, riset dan komunikasi terhadap bidang ilmu tertentu. Selain itu, museum juga memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk keperluan studi, pendidikan dan kesenangan (hiburan). Di sini, Museum Satwa menampilkan segala hal yang berhubungan dengan seluk-beluk dunia satwa.
Tampak luar museum ini mengingatkan kita pada bangunan Yunani Kuno, seperti Parthenon di Athena. Ini sebuah upaya parodik dengan meminjam image klasik Barat sebagai sebuah “ke-masalalu-an”. Bisa banyak tafsir atas hal ini, bisa sebagai jejak bahwa asal museum memang dari Barat, bisa juga sebagai sindiran bahwa kita belum bisa melepaskan diri dari bayang-bayang arsitektur Barat.
Sajian dalam Museum Satwa ini sangat beragam, di dalamnya ada sekitar 84 diorama satwa dari berbagai penjuru dunia, dari dalam negeri maupun luar negeri. Diorama ini memberi gambaran yang seakan-akan nyata tentang kehidupan satwa di habitatnya di alam liar dengan menggunakan hewan awetan murni.
Juga ada insektarium yang berisi 5000 jenis serangga yang didapatkan dari berbagai tempat seperti Peru, Papua Nugini, Kolumbia, Malaysia dan bahkan dari Pulau Madagaskar di pantai timur Afrika, tak ketinggalan juga dari hutan Indonesia. Pengunjung juga bisa menikmati fish diorama berupa diorama kehidupan bawah air. Baik kehidupan di air tawar seperti sungai, danau maupun rawa, juga di air laut di beberapa kedalaman yang berbeda-beda. Di sini pengunjung seperti dibawa di kedalaman air dan melihat langsung ikan di habitatnya.
Tak ketinggalan, terdapat diorama pemandangan alam dari berbagai tempat yang berbeda di berbagai belahan benua. Seperti diorama pemandangan alam yang berbatu, bersalju, hutan yang sedang terbakar dan lain-lain. Sajian lain yang cukup menarik adalah koleksi fosil, fosil yang dipamerkan di sini adalah fosil tiruan dari bahan fiberglass. Fosil-fosil ini akan memberi pengetahuan kepada pengunjung bagaimana bentuk fosil itu dan bagaimana para ahli satwa purbakala merekonstruksi gambaran satwa yang hidup di masa jutaan tahun yang lalu.
Museum Satwa juga dilengkapi fasilitas Teater, menyajikan film-film tentang satwa dan kehidupannya di alam liar, ditambah dengan simulasi anatomi satwa agar pengunjung bisa mengetahui seluk-beluk satwa dengan lebih baik. Jika masih kurang puas dengan penjelasan tentang satwa, para guide yang profesional siap memandu wisatawan untuk menerangkan dan memberi informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Museum Satwa ini dirancang oleh dpavilion architects dari Surabaya. Dari hasil wawancara dengan principal dpavilion, Edwin Nafarin, Museum Satwa ini merupakan tahap awal dari pengembangan Jatim Park 2, nantinya di bagian tengah akan ada pula Hotel dan Resto berbentuk pohon besar. Sedangkan di sisi paling kanan ada Secret Zoo, kebun binatang dengan konsep kontemporer. Kita tunggu saja kejutan-kejutan berikutnya di Kota Batu.
www.forum-buku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar