Senin, 15 Agustus 2011
Monika Konczyk ,Jadi ikon kerusuhan di Inggris
Foto Konczyk melompat dari lantai pertama flatnya saat api melalap bangunan itu menjadi sebuah citra ikonik kerusuhan di London beberapa hari terakhir.
Kengerian dan ketakutan bahwa dia akan mati membuat perempuan 32 tahun asal Polandia yang bekerja sebagai penjaga toko itu sempat tak berdaya sampai kakaknya, Beata, menjerit untuk meminta dia melompat ke jalan di bawah kamarnya. Tinggi jendela kamar itu dengan permukaan jalan di bawahnya 16 kaki atau sekitar 4,8 meter.
Ia akhirnya memberanikan diri untuk terjun dan ditangkap seorang pria yang menunggu di bawah jendela. Daily Mail, Kamis (11/8/2011) mengatakan, ia selamat tanpa cedera. Pada Rabu malam ia mengatakan betapa ia mengira dirinya akan mati di flat sewaannya di kawasan Croydon pada peristiwa horor Senin malam itu.
The Daily Mirror melaporkan, Konczyk menceritakan kepada seorang temannya apa yang terjadi saat itu. "Itu mengerikan. Saya terjebak dalam flat dan tidak ada tempat untuk meloloskan diri. Tidak ada jalan keluar bagi saya. Saya pikir saya akan mati. Saya pikir saya akan hangus terbakar. Flat itu semakin panas dan ketika saya mencoba untuk menyelamatkan diri dengan mencoba keluar melalui pintu depan, suhu terasa luar biasa panas. Saya panik. Yang bisa saya lakukan adalah menaruh kepala saya keluar jendela dan orang-orang melihat saya dari jalanan di bawah," kata Konczyk seperti dituturkan temannya itu kepada Daily Mirror.
Meski akhirnya selamat, keluarganya mengatakan dia telah menjadi orang yang murung dan tertekan. Konczyk telah menyaksikan semua kekerasan di London di televisi dan kakaknya telah menelepon dia untuk memberitahukan agar tidak keluar rumah. Maka, ia lalu berganti pakaian dengan memakai piama dan bersiap-siap tidur. Namun pada pukul 21.00, para pemuda bertudung merusak pintu masuk toko furniture House of Reeves, yang berpunggungan dengan flatnya, kemudian membakar bangunan toko itu. Toko itu dengan cepat berubah jadi kobaran api yang membahayakan penduduk sekitar.
Konczyk berlari ke arah jendela. Ia berteriak minta tolong. Tak seberapa lama kakak dan suami kakanya tiba di jalanan di bawah. Konczyk mengatakan kepada temannya, "Orang-orang mulai berkumpul dan berteriak kepada saya untuk melompat. Tapi bahasa Inggris saya payah. Saya belum lama tinggal di sini. Kemudian seorang pria Polandia yang tinggal di daerah tersebut berbicara kepada saya dan akhirnya saya diyakinkan bahwa saya harus melakukannya. Saya harus melompat."
Warga mengabaikan perintah polisi untuk mundur dari lokasi. Mereka menantang asap tebal dan panas untuk menolong Konczyk. Mereka meletakkan kasur dan gulungan karpet agar Konczyk jatuh di tempat yang empuk jika polisi tidak bisa menangkap dia.
Ketika orang-orang yang menyaksikan momen itu berteriak 'lompat, lompat', dia dilaporkan meluncur melalui sebuah awning sebelum melompat ke pelukan seorang pria yang menunggu di bawah jendela flat itu. Tidak jelas apakah perempuan itu ditangkap oleh polisi anti huru-hara atau seorang pria Romania bernama Adrian. Adrian mengatakan kepada Daily Mirror bahwa Konczyk menangis akibat shock begitu tertangkap. Pria itu menambahkan, "Kami tetangga. Tidak ada pahlawan. "
Kakaknya, Beata Mecaj, 37 tahun, Rabu malam mengatakan, "Dia (Konczyk) sangat trauma saat menyadari bahwa dia baru saja lolos dari maut. Dia tinggal bersama saya saat ini dan saya menjaganya. Butuh waktu cukup lama baginya untuk memulihkan keadaan. Baru beberapa bulan dia di Inggris dan kami terkejut bahwa sesuatu seperti ini bisa terjadi di sini. Kami selalu berpikir negara ini sangat beradab."
Konczyk tiba di Inggris bulan Maret untuk belajar bahasa Inggris. Ia bergabung dengan kakaknya, yang telah tinggal di Inggris selama lima tahun. Dia baru saja memulai hubungan dengan Amar Sharabi, seorang sarjana dari India. Sharabi mengatakan, "Monika benar-benar trauma dan sangat stres. Dia bahkan tidak mau meninggalkan rumah."
Seorang temannya, Aleksandra Robak, mengatakan, saat itu Konczyk tidak ingin melompat. "Dia pikir dia akan mati." Dia menambahkan, "Ia ketakutan dan berteriak pada kakaknya bahwa semua barang-barangnya berada di flatnya dan dia tidak ingin meninggalkan semua itu. Dia sangat takut melompat. Namun Beata mengatakan bahwa lebih baik melompat daripada mati."
Robak menuturkan, "Dia pergi ke dokter karena kami berpikir dia menderita depresi. Monika telah jadi pemurung sejak Senin dan itu bukan dirinya, dia masih sangat terguncang dan marah."
Konczyk berasal dari kota Koronowo, Polandia. Hingga kemarin, ia belum kembali ke tempat kerjanya di Poundland,Whitgift.
kompas.com
www.forum-buku.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar