a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan penginderaan berupa melihat, mendengar, mencium, merasa dan meraba terhadap suatu objek tertentu sehingga orang tersebut menjadi tahu (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang di ketahui atau di sadari oleh oleh seseorang (kamus bahasa indonesia,1999).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Prilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama. (Rogers, 1974). (Notoatmodjo,2003) menyebutkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru akan terjadi suatu proses dalam diri orang tersebut yaitu :
1) Awarenees (kesadaran) : yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest (tertarik) : yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evaluation (mempertimbangkan) : yakni baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap seseorang sudah lebih baik.
4) Trial (mencoba) : yakni orang telah mencoba perilaku baru.
5) Adoption (mengadaptasi) : yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Tingkatan Pengetahuan
Notoatmodjo (2003) mengatakan dalam bukunya, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif dapat dibagi dalam enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu
Pada tingkat ini seseorang mampu mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk hal-hal yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.
2) Memahami
Pada tingkat ini seseorang mampu menjelaskan tentang objek yang diketahuinya dan dapat menginterpretasikan dengan benar.
3) Aplikasi
Pada tingkat ini seseorang mampu menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4) Analisa
Pada tingkat ini seseorang mampu menjabarkan materi suatu objek kedalam komponen-komponen yang saling berkaitan dalam suatu struktur organisasi.
5) Sintesis
Pada tingkat ini seseorang mampu menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi
Pada tingkat ini seseorang mampu melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
c. Karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara lain:
1) Mengungkapkan informasi yang tidak adequat
Informasi tidak di sampaikan lengkap sehingga maksudnya jadi biasa.
2) Adanya salah pengertian atau salah persepsi. Karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup biasanya terjadi makna yang di sampaikan menjadi salah.
3) Menanyakan kembali informasi yang telah di berikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan di ulang – ulang.
4) Tidak terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang di terima tidak cukup biasanya kurang, mampu dalam mempergunakan sesuatu.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak di gunakan dalam suatu tindakan atau prilaku makin beintelegasi perilaku tersebut.
2) Emosi
Emosi atau perasaan yang timbul di sertai pekerjaan inttlect dapat memperkuat dorongan pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu memahami atau tidak memahami suatu pekerjaan.
3) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang di harapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah di ketahui kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik suatu objek.
4) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi adalah suatu yang dijalani, dirasakan dan ditanggung. Pengalaman pribadi dapat membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang di generalisasikan akan membentuk streotif dan penghayatan seseorang.
5) Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Sunaryo, 2004).
6) Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan penginderaan berupa melihat, mendengar, mencium, merasa dan meraba terhadap suatu objek tertentu sehingga orang tersebut menjadi tahu (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang di ketahui atau di sadari oleh oleh seseorang (kamus bahasa indonesia,1999).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Prilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama. (Rogers, 1974). (Notoatmodjo,2003) menyebutkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru akan terjadi suatu proses dalam diri orang tersebut yaitu :
1) Awarenees (kesadaran) : yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest (tertarik) : yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evaluation (mempertimbangkan) : yakni baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap seseorang sudah lebih baik.
4) Trial (mencoba) : yakni orang telah mencoba perilaku baru.
5) Adoption (mengadaptasi) : yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Tingkatan Pengetahuan
Notoatmodjo (2003) mengatakan dalam bukunya, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif dapat dibagi dalam enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu
Pada tingkat ini seseorang mampu mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk hal-hal yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.
2) Memahami
Pada tingkat ini seseorang mampu menjelaskan tentang objek yang diketahuinya dan dapat menginterpretasikan dengan benar.
3) Aplikasi
Pada tingkat ini seseorang mampu menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4) Analisa
Pada tingkat ini seseorang mampu menjabarkan materi suatu objek kedalam komponen-komponen yang saling berkaitan dalam suatu struktur organisasi.
5) Sintesis
Pada tingkat ini seseorang mampu menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi
Pada tingkat ini seseorang mampu melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
c. Karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara lain:
1) Mengungkapkan informasi yang tidak adequat
Informasi tidak di sampaikan lengkap sehingga maksudnya jadi biasa.
2) Adanya salah pengertian atau salah persepsi. Karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup biasanya terjadi makna yang di sampaikan menjadi salah.
3) Menanyakan kembali informasi yang telah di berikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan di ulang – ulang.
4) Tidak terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang di terima tidak cukup biasanya kurang, mampu dalam mempergunakan sesuatu.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak di gunakan dalam suatu tindakan atau prilaku makin beintelegasi perilaku tersebut.
2) Emosi
Emosi atau perasaan yang timbul di sertai pekerjaan inttlect dapat memperkuat dorongan pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu memahami atau tidak memahami suatu pekerjaan.
3) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang di harapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah di ketahui kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik suatu objek.
4) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi adalah suatu yang dijalani, dirasakan dan ditanggung. Pengalaman pribadi dapat membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang di generalisasikan akan membentuk streotif dan penghayatan seseorang.
5) Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Sunaryo, 2004).
6) Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar