Alhamdulillah, mulai 12 Januari 2009 saya mulai merintis Ceria Homeschooling yang diawali dari anak saya sendiri, Nabiha Azmi Dharmawan (4 thn). Mungkin bagi sebagian orang sekolah formal masih menjadi suatu keharusan untuk memperoleh pendidikan. Namun, bagi saya dan beberapa keluarga homeschooler lainnya sekolah formal bukanlah satu-satunya tempat untuk memperoleh pendidikan.
Berawal dari kekecewaan, membuat saya dan suami sepakat untuk mengeluarkan Azmi dari sekolah TK. Sekarang ini saya bisa lebih tenang bisa memberikan pendidikan dan pengajaran secara langsung secara pribadi kepada buah hati kami.
Saya menggunakan kurikulum nasional dan beberapa kurikulum tambahan dari beberapa tokoh homeschooler internasional, sehingga kurikulum nya lebih lengkap dan fleksibel. Pada dasarnya homeschooling dilaksanakan dengan tujuan supaya anak dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Dengan begitu anak tidak terbebani dengan jam sekolah dan lebih merasa senang dalam belajar. Selain itu pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan bakat dan minat anak yang sebenarnya bersifat sangat personal, sehingga akan lebih tergali potensi pribadi yang dimilikinya.
Selama satu minggu ini saya memberikan berbagai macam materi yang didasakan pada pengembangan pengetahuan agama & moral, kognitif, motorik (halus & kasar), bahasa, seni, social skill, emosional dan kemandirian. Adapun rincian materi yang sudah saya berikan satu minggu ini antara lain; pengulangan huruf & angka baik pengucapan maupun kemampuan dalam menuliskannya, pengetahuan alam, agama (belajar sholat, iqra', menghafal surat pendek, menulis huruf hijaiyah, menghafal doa-doa dan pelajaran tauhid), budi pekerti, dan sopan santun, kemampuan berbahasa secara bilingual dengan membiasakan dalam percakapan sehari-hari, menyanyi, melukis, mendongeng, cookery, kemampuan bersosialisasi serta masih banyak lagi lainnya yang bisa muncul secara tiba-tiba sesuai dengan situasi dan pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan Azmi.
Saya bersyukur pada Ilahi, melihat Azmi lebih semangat dan senang dalam belajar serta menjadi lebih kreatif dan kritis. Semoga semuanya menjadi lebih baik.
Berawal dari kekecewaan, membuat saya dan suami sepakat untuk mengeluarkan Azmi dari sekolah TK. Sekarang ini saya bisa lebih tenang bisa memberikan pendidikan dan pengajaran secara langsung secara pribadi kepada buah hati kami.
Saya menggunakan kurikulum nasional dan beberapa kurikulum tambahan dari beberapa tokoh homeschooler internasional, sehingga kurikulum nya lebih lengkap dan fleksibel. Pada dasarnya homeschooling dilaksanakan dengan tujuan supaya anak dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Dengan begitu anak tidak terbebani dengan jam sekolah dan lebih merasa senang dalam belajar. Selain itu pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan bakat dan minat anak yang sebenarnya bersifat sangat personal, sehingga akan lebih tergali potensi pribadi yang dimilikinya.
Selama satu minggu ini saya memberikan berbagai macam materi yang didasakan pada pengembangan pengetahuan agama & moral, kognitif, motorik (halus & kasar), bahasa, seni, social skill, emosional dan kemandirian. Adapun rincian materi yang sudah saya berikan satu minggu ini antara lain; pengulangan huruf & angka baik pengucapan maupun kemampuan dalam menuliskannya, pengetahuan alam, agama (belajar sholat, iqra', menghafal surat pendek, menulis huruf hijaiyah, menghafal doa-doa dan pelajaran tauhid), budi pekerti, dan sopan santun, kemampuan berbahasa secara bilingual dengan membiasakan dalam percakapan sehari-hari, menyanyi, melukis, mendongeng, cookery, kemampuan bersosialisasi serta masih banyak lagi lainnya yang bisa muncul secara tiba-tiba sesuai dengan situasi dan pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan Azmi.
Saya bersyukur pada Ilahi, melihat Azmi lebih semangat dan senang dalam belajar serta menjadi lebih kreatif dan kritis. Semoga semuanya menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar