Jumat, 16 Desember 2011

PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR YANG TERPINGGIRKAN

Berawal dari saya membaca tulisan Dosen saya.. dan merasa perlu. maka share kembali..
 
Tulisan ini masih mengulas tentang keberadaan perpustakaan sekolah dasar yang kondisinya masih kurang baik, bukan berarti hanya ingin menampilkan hal-hal yang kurang, akan tetapi hal tersebut memang harus menjadi perhatian kita bersama. Hal tersebut  sudah sepantasnya menjadi keprihatinan kita bersama, khususnya dunia pendidikan.


Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan tersebut perpustakaan sekolah seharusnya menyediakan sarana prasarana yang dapat memenuhi standar untuk pelayanan, selain koleksi yang kuat.
         Pada kesempatan ini, tema masih pada perpustakaan sekolah dasar, beberapa waktu yang lalu penulis  berkunjung ke beberapa perpustakaan sekolah dasar, dalam kunjungan tersebut difokuskan untuk melihat gedung atau ruangan perpustakaan. Dari beberapa sekolah dasar yang dikunjungi semua sekolah memiliki ruang untuk perpustakaan.
       Ruang perpustakaan idealnya terletak pada area mudah diakses, atau  dekat dengan tampat siswa belajar, hal tersebut akan memudahkan jika suatu ketika siswa membutuhkan koleksi perpustakaan untuk mengerjakan tugas, atau untuk membaca koleksi perpustakaan dapat dengan cepat dan mudah untuk mengaksesnya. Namun pada kenyataanya ditemukan perpustakaan yang lokasinya dekat dengan WC, yang pada akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan. 
            Untuk masalah lokasi perpustakaan akan lebih baik jika dekat dengan kantin sekolah, karena pada saat istirahat biasanya siswa akan membeli  jajan ke kantin (jika ada), dengan letak yang demikian paling tidak pada saat istirahat para siswa akan melihat perpustakaan, dan diharapkan semakin sering melihat mereka akan tertarik untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkannya.
Gambar 1
Dari beberapa perpustakaan yang penulis kunjungi,  pada beberapa sekolah  dasar, perpustakaan masih terpinggirkan, seperti yang berlokasi bersebelahan dengan WC, dapur, dan pada lokasi paling pojok. Jika dipojok depan akan menjadikan posisi yang baik, namun keberadaan perpustakaan SD berlokasi dipojok belakang (seperti terlihat dalam gambar 1). Hal tersebut jelas akan membuat enggan siswa untuk masuk ke perpustakaan. Gedung perpustakaan harus terletak pada arus lalu lintas manusia agar faktor aksesibilitas dapat dicapai setinggi-tingginya, tetapi usahakan jangan ditempatkan pada lokasi yang terlalu bising.
Gambar 2

Selain hal tersebut banyak perpustakaan sekolah dasar  masih banyak yang menggunakan ruang secara bersamaan, misalnya menjadi satu dengan ruang UKS bahkan ada yang menjadi satu ruangan dengan gudang (lihat gambar 2).
           Jika ruang perpustakaan sekolah dasar, kondisinya masih seperti tersebut di atas, akan mengakibatkan pengguna (siswa) tidak tertarik untuk datang ke perpustakaan. Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor rendahnya minat baca, sehingga perlu adanya kebijakan dari pihak sekolah untuk untuk secepatnya memindahkan atau memperbaiki, serta memperluas ruangan perpustakaan. Luas ruangan perpustakaan sekolah dasar masih banyak yang tidak memenuhi standar. Berdasrkan standar dari  SNI 7329:2009 luas perpustakaan SD/MI adalah 56 m2 dengan perincian sebagai berikut :
1.      Area koleksi seluas 45%   dari ruang yang tersedia. 
2.      Area pengguna seluas 25% dari ruang yang tersedia. 
3.      Area staf perpustakaan seluas 15% dari ruang yang tersedia. 
4.      Area lain-lain seluas 15% terdiri dari ruang yang tersedia.
Adapun dalam menata ruang perpustakaan perlu diperhatikan beberapa asas tata ruang sebagai berikut :
  1. Asas jarak, yaitu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyeleksian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek.
  2. Asas rangkaian kerja, adalah suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.
  3. Asas pemanfaatan, ialah tata susunan ruang yang mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada.
Disamping kondisi beberapa perpustakaan seperti tersebut di atas ada beberapa perpustakaan sekolah dasar  yang penulis kunjungi kondisinya sudah baik, bahkan sudah memanfaatakan teknologi informasi untuk mengelola perpustakaan, serta memiliki gedung perpustakaan sendiri. Sekali lagi tulisan yang menyajikan tentang perpustakaan yang kondisinya kurang baik adalah untuk koreksi bagi kita semua bahwa masih ada sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar