Jodoh merupakan misteri, hanya Allah, Tuhan kita yang tahu siapa yang nantinya akan menjadi pendamping kita. Karena misteri, maka tak jarang yang namanya jodoh itu membuat terlontar kata-kata dari mulut kita, seperti, “kok bisa ya sama dia?”, atau “Wah, nggak nyangka ya?” atau kata-kata lain yang bernada keheranan.
Kali ini saya akan bercerita tentang kisah jodoh yang mungkin cukup unik. Ini cerita tentang sahabat saya yang bernama Tono.
Tono, menurut saya orang yang cukup gigih dalam pdkt (pendekatan) terhadap cewek. Boleh dibilang, selama kuliah ada saja cewek-cewek manis yang didekatinya, walaupun gak ada yang berakhir dengan serius :)
Singkat kata, setelah Tono mendapat pekerjaan yang boleh dibilang cukup mantap, Tono pun mulai mencari cewek untuk dijadikan pendamping hidupnya kelak. Selain itu, godaan cewek-cewek di kota besar seperti Surabaya menurutnya cukup luar biasa. Yah, untuk menyelamatkan separuh agama, dia pun bertekad untuk menjalani hubungan serius sampai menikah. Dia pun berkenalan dengan seorang wanita yang cukup menarik. Dan Tono pun jatuh cinta. Gilanya, meskipun si cewek ini berada di Jonggol, Bogor, sedang si Tono berada di Surabaya, apel malam minggunya tetap di lakoni. Hampir tiap weekend ketika Tono libur, dia pun naik kereta dari Surabaya menuju Jonggol. Mungkin, inilah apel malam minggu terjauh di dunia, hehe…
Akhirnya, Tono pun memutuskan untuk melamar cewek itu. Keluarga Tono pun datang ke Jonggol untuk melamar, dan lamaran Tono pun diterima. Bulan pernikahan pun telah ditetapkan.
Namun, ternyata mimpi indah Tono tak bertahan lama. Angan-angan untuk menikahi cewek yang dicintainya pupus. Beberapa lama setelah lamaran, ada hal yang membuat hatinya gelisah, marah, kecewa, yang mendorongnya untuk membatalkan pernikahannya dengan cewek yang telah dilamarnya. Dan Tono, tanpa ragu, dengan ditemani wakil dari keluarganya menarik lamarannya dan membatalkan pernikahan, plus mengambil uang belanja untuk pernikahan yang telah diserahkannya pada keluarga wanita.
Ada apa sebenarnya….? Ini semua gara-gara 4 huruf, yaitu U A N G. Ya, ternyata ibu dari si cewek menyinggung-nyinggung uang belanja pernikahan yang diberikan Tono, sang ibu menganggap uang tersebut kecil alias kurang. Selain itu, ternyata selama ini ibu itu sebenarnya sudah punya pilihan untuk anaknya yang lebih tajir alias kaya dari si Tono. Dan cewek itu pun kelihatannya juga tidak bisa membela Tono di depan ibunya. Harga diri si Tono pun terusik, dan akhirnya muncullah keputusan pahit itu.
Namun, Tono tetap bertekad menikah pada bulan yang ditentukan, lalu bagaimana dengan pengantin wanitanya? Tono mencari wanita lain untuk menjadi pengantin wanitanya. Hehehe… dahsyat kan?
Ternyata, ada satu cewek yang mungkin bisa menjadi pengantin wanita “pengganti”. Cewek ini menurut Tono tidak secantik calon sebelumnya, tapi dia menurut Tono, cewek yang baik dan menyukainya atau boleh dibilang mencintai Tono, meskipun Tono tidak mencintainya.
Setelah merenung, Tono pun seperti mendapat pencerahan, ya kira-kira begini kesimpulan dari hasil perenungannya, “Lebih baik aku menikah dengan cewek yang mencintaiku apa adanya, daripada aku menikah dengan cewek yang aku cintai, aku kejar-kejar, tapi dia tidak mencintaiku apa adanya,”.
Dan akhirnya, pada bulan yang ditentukan, Tono pun menikah dengan wanita yang mencintainya apa adanya, bukan ada apanya… (:
Akad nikah diselenggarakan di masjid Agung Surabaya. Dan sekarang Tono makin berbahagia karena sudah dianugerahi seorang anak laki-laki yang sehat dan lincah.
Demikianlah salah satu kisah jalan menuju pernikahan yang cukup unik. Semoga bermanfaat… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar