Manusia diciptakan sempurna oleh Pencipta kita, Allah SWT, dengan akal pikiran yang membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Kita beri kemampuan untuk mencerna apa yang dikatakan oleh orang lain dan mengemukakan pendapat kita agar tidak hanya menerima tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu.
Mengingat apa yang dikatakan oleh René Descartes ("Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern"), "cogito ergo sum" sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: "Je pense donc je suis". Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am)
Berfikir saja tidak cukup. Diperlukan cara berfikir yang rasional atau masuk akal dalam mencerna informasi tersebut. Jika kita hanya berfikir namun tidak dibarengi dengan pemikiran yang masuk akal, maka hasil pikiran tersebut akan bisa menyesatkan diri sendiri maupun orang lain. Berfikir secara rasional akan membantu kita menentukan mana yang benar, dan mana yang salah.
Dengan kemampuan berfikir tersebut kita bisa mengemukakan pendapat kita kepada orang lain. Menyampaikan opini dan pendapat kita tentang sesuatu yang telah kita fikirkan. Maka dengan inilah kita dapat menunjukkan diri bahwa kita ada, dan bukan hanya sebagai benalu di dunia ini.
Namun, untuk mengungkapkan apa yang kita fikirkan saja tanpa ada dasar-dasar atau landasan-landasan yang kuat, yang dapat dipertanggung jawabkan, kita tidak bisa menyatakan pernyataan yang tanpa landasan yang kuat. Karena pendapat kita tersebut akan diragukan atau bahkan ditolak, karena belum teruji kebenarannya. Di dalam Al-Qur'an Surah Yunus: 36 mengatakan,
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran[1] . Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Q.S.Yunus: 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar