Logo kepala kelinci itu sendiri, memang diawali oleh Hefner. Ia pada awalnya berkarir sebagai kartunis humor, dan sering menggunakan tokoh kelinci dalam karyanya. Logo itu sendiri kemudian dirancang oleh Art Paul, seorang desainer grafis legendaris. Hefner berpendapat, kelinci menjadi simbol yang cocok, karena hewan itu mengandung makna "lucu" dalam isu seksual. Ya, hewan satu itu memang jagonya soal bereproduksi!
'I selected a rabbit as the symbol for the magazine because of the humorous sexual connotation, and because he offered an image that was frisky and playful. I put him in a tuxedo to add the idea of sophistication. There was another editorial consideration, too. since both 'the new yorker' and 'esquire' use men as their symbols, I felt the rabbit would be distinctive; and the notion of a rabbit dressed up in formal evening attire struck me as charming, amusing and right.'
Logo playboy ini sangat kuat, dan sudah melekat di benak banyak orang, bahkan di dunia. Dalam suatu kesempatan, seorang pembaca Playboy bahkan bisa mengirim surat kepada redaksi, tanpa perlu menuliskan alamat redaksinya, melainkan dengan menggambarkan logo kepala kelinci itu di amplopnya. Saking terkenalnya logo ini, salah satu spesies kelinci yang dianggap terancam, diberi nama sesuai dengan nama Hefner, Sylvilagus Palustris Hefneri.
Analogi yang sangat akurat, memudahkan khalayak mengingat gagasan di balik sebuah konsep. Dalam kasus Playboy ini, tentu tidak bisa dinafikan, bahwa isu seks yang dibawanya tentu membawa daya tarik lain, yang membuat orang akan sulit lupa. Tenetu dengan simbol yang tepat, kombinasi keduanya menjadikan logo Playboy menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah desain logo.
Image: Courtesy of Playboy, via www.designboom.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar