Jumat, 10 Juni 2011

Berinterakasi dengan Al Qur'an

Al- Qur’an yang merupakan mu’jizat rasul Muhammad, petunjuk jalan umat manusia, pengobat jiwa dan pengobat bagi sakit-sakit yang lain, penenang dan penenteram jiwa, diperuntukkan bagi kita semua sebagai bekal perjalanan dan lentera dalam mengarungi gelombang hidup yang kita hadapi.

”Sebaik – baik orang adalah yang mempelajari Al- Qur’an dan mengajarkannya.”“Pada hari Kiamat nanti, Allah akan memberikan penghargaan kepada setiap bapak dan ibu di hadapan seluruh manusia sejagat, berupa mahkota kemuliaan yang sinarnya lebih terang dari sinar matahari. Sampai-sampai setiap bapak dan ibu terheran-heran, mengapa kami harus mendapat penghargaan sebesar ini, padahal kami bukanlah orang yang berprestasi? Namun Allah akan menjawab,”Ini karena kedua anakmu telah berinteraksi dengan Al-Qur`an dengan baik.” Banyak sekali ayat – ayat Al-Qur’an yang menjelaskan dan mengandung jaminan dan janji janji, serta keutamaan yang akan diperoleh bagi para pecinta Al –Qur’an.

Kisah seorang anak berusia 5 tahun, Husein Toba Toba’i, dan gelar yang ia peroleh di usianya yang baru menginjak 7 tahun. Namun terlepas dari itu semua, beliau yang senantiasa berinteraksi dengan AL-Qur’an, seorang hafidz, berbicara dengan bahasa Al- Qur’an, dan berperilaku Qur’ani. Hal itu merupakan salah satu pemacu bagi para generasi muda muslim untuk menajamkan kemuslimannya, dengan tidak hanya menjadikan Al-Qur’an hanya sebagai hiasan rak buku, hal yang hanya ramai dilombakan tanpa ada esensi yang nyata.

Semuanya itu tidak lepas dari peran orang tua yang senantiasa dekat dengan Sang Pencipta yang menurunkan wahyu dengan untaian kata yang maha indah, didahului dengan kesungguhan ibu bapaknya yang telah menerapkannya dalam kehidupannya terdahulu.

Dari sana banyak sekali keutamaan yang akan kita peroleh dengan senantiasa berinteraksi dengan Al Qur’an. Kemauan yang kuat dari dalam diri merupakan faktor yang sangat menunjang dan menentukan bagi kelancaran dan keberjalanan Tholabul Qur’an kita. Namun alang lebih efektif jika dalam suatu sistem yang di dalamnya terdapat suatu semangat gerak bersama untuk menuju satu yang sama, saling megingatkan, dan menyemangati, karena dalam berinteraksi dengan Al Qur’an ada kalanya sifat-sifat yang dikatakan manusiawi itu muncul seperti malas, bosan, dan lain sebagainya.

Keutamaan AL Qur’an di akhirat dan di dunia sudah sangat banyak diterangkan, akankah kita menyia – nyiakan kesempatan yang ada di dunia ini dengan tidak menyambut kemuliaan tersebut?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar