Presiden Susilo Bambang  Yudhoyono menerima penghargaan di bidang manajemen pengurangan  risiko bencana dari Perserikatan Bangsa Bangsa yang diumumkan di Jenewa  oleh 
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon. Penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan Upacara Pembukaan Sidang ke-3 Global Platform Pengurangan Risiko Bencana yang dihadiri Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati di Jenewa, Selasa (10/5) siang.
Dalam kesempatan  itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutannya melalui  video yang menyatakan bahwa ia merasa berterima kasih atas penghargaan  yang diberikan merupakan hasil kerja keras seluruh bangsa Indonesia.  Menurut Yudhoyono, Indonesia merupakan negara yang paling rentan terhadap bencana  alam dan sebagai konsekuensinya, menghadapi bencana telah menjadi sangat  tertanam dalam pola pikir nasional.
"Jika ada sesuatu yang baru  dalam strategi jangka pendek, menengah dan panjang kami pembangunan  jangka panjang itu adalah pengurangan risiko bencana," ujarnya.
Dikatakannya,  Indonesia telah membentuk undang undang pada tahun 2007 yang membuat  pengurangan risiko bencana merupakan faktor wajib dalam semua  perkembangan baik di pabrik, bangunan, prasarana, kantor, sekolah,  rumah, dan lainnya. Manajemen bencana adalah salah satu prioritas utama  pemerintah dan sejak tahun 2008 anggaran yang dialokasikan meningkat  1.000 persen, demikian Presiden Yudhoyono.
Pengumuman pemberian  penghargaan tersebut dilakukan di depan 82 delegasi negara yang 17 di  antaranya dipimpin menteri dan pejabat setingkat menteri, 24 organisasi  internasional, dan dihadiri 2.500 delegasi dari seluruh dunia, termasuk  Delegasi RI yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Syamsul Ma'arif.
Pendorong Masyarakat Internasional
Sekjen  PBB, Ban Ki Moon menyampaikan bahwa pemberian penghargaan tersebut  diharapkan dapat menjadi pendorong bagi masyarakat internasional untuk  mencontoh keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesadaran  pentingnya pencegahan bencana, serta menerapkannya dalam kebijakan  nasional yang efektif. 
Pemerintah RI juga diapresiasi atas  kontribusi aktifnya dalam berbagai kebijakan pencegahan risiko bencana  di seluruh tingkatan, serta mendorong peningkatan investasi di bidang  pencegahan risiko bencana, katanya. "Kami menyambut baik penganugerahan  penghargaan tersebut sebagai dorongan lebih lanjut upaya nasional di  bidang pengurangan risiko bencana yg melibatkan pilar pemerintah,  masyarakat dan dunia usaha," ujar Kepala BNPB, Syamsul Maarif.
Sementara  Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di  Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani, mengatakan, diberikannya  penghargaan tersebut merupakan wujud nyata penghargaan dunia atas  kepeloporan, komitmen dan dedikasi Presiden RI maupun Pemerintah  Indonesia dalam mengatasi berbagai bencana alam, maupun berbagai upaya  inovatif dalam pengurangan resiko bencana.
Komitmen tersebut  dinilai telah dirasakan manfaatnya tidak saja dalam penanggulangan  bencana di tanah air, namun juga peran dan bantuan Indonesia di kawasan  maupun di seluruh dunia. Sidang ke-3 Global Platform untuk manajemen  pengurangan risiko bencana yang diselenggarakan tanggal 8-13 Mei 2011  tersebut merupakan pertemuan dua tahunan yang menjadi forum tingkat  tinggi dalam kerangka PBB yang membahas mengenai pencegahan dan  penanganan bencana.
Sementara itu Sri Mulyani dalam sambutannya  menyebutkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono layak menerima  penghargaan tersebut karena berhasil dalam mengatasi berbagai tantangan  yang ada selama ini.
Pada tahun ini, Sidang ke-3 Global Platform untuk manajemen  pengurangan risiko bencana merupakan suatu pertemuan yang diharapkan  dapat menjadi kesempatan bagi para pemimpin dunia, pejabat pemerintahan,  parlemen, aktivis LSM, maupun pejabat-pejabat daerah untuk memperkuat  upaya-upaya pencegahan dan membangun ketahanan masyarakat dalam  mengurangi dampak bencana.
Sidang akan ditutup pada 13 Mei  mendatang diharapkan menghasilkan sejumlah rekomendasi arah dan fokus  kebijakan, memperkuat dan memajukan implementasi manajemen pengurangan  risiko bencana pada tingkat nasional dan lokal, serta memperkenalkan  sejumlah investasi-investasi dan komitmen-komitmen baru.
Sebelumnya  Sekretaris Kabinet dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin,  mengatakan, "Saya senang dan bangga karena pada 10 Mei 2011 di Jenewa,  Swiss, Presiden Yudhoyono akan dianugerahi penghargaan oleh PBB: Global  Champion on Disaster Risk Reduction."
"Ini adalah penghargaan yang pertama dan Presiden Yudhoyono adalah  yang pertama mendapatkannya dari PBB karena pengakuannya pada  kepemimpinan Presiden Yudhoyono dalam menangani program dan 
pelaksanaan menanggulangi bencana alam," katanya.
pelaksanaan menanggulangi bencana alam," katanya.
Presiden, kata Seskab,  menugaskan Kepala BNPB mewakili untuk menerima penghargaan tersebut dan  sekaligus memberikan pesan Presiden kepada delegasi dari 160 negara yang akan hadir  dalam "Conference on Global Platform on Disaster Risk Reduction" yang  akan dibuka oleh Sekjen PBB.
"Kerja keras pemerintah Indonesia  ketika menghadapi Tsunami di Aceh akhir 2004, dan beberapa bencana alam  di Indonesia, serta bantuan di negara lain oleh Indonesia menunjukkan  keseriusan dan kepedulian Presiden Yudhoyono sebagai salah satu "world  leaders" yang memberikan perhatian terhadap tantangan dan ancaman  bencana alam," tambah Seskab.
Presiden Yudhoyono terus meminta  BNPB dan lembaga pemerintah serta masyarakat terus peduli menghadapi  tantangan penanganan potensi dan bencana alam. "Saya ucapkan selamat  kepada Presiden Yudhoyono, semoga kerja keras beliau akan menggugah  negara-negara berkembang lain untuk lebih meningkatkan perhatian  mengenai manajemen dan pelaksanaan bencana alam agar lebih baik lagi,"  katanya.
Dengan demikian, kata Dipo, dapat dikurangi jumlah korban  dan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar