Dalam agama islam dianjurkan untuk melaksanakan aqikah bagi yang mampu. Aqikah yaitu menyembelih kambing yang sudah memenuhi syarat dan cukup umur. Aqikah bisa dilaksanakan pada saat anak masih bayi, dewasa bahkan sudah tua. Pada penulisan seni budaya yang saya ambil saati ini dilaksanakan pada saat anak masih bayi.
Aqikah merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya. Bila sang anak ber jenis kelamin laki-laki maka kembing yang disembelih 2 ekor kambing, bila perempuan yang disembelih 1 ekor kambing. Ibarat kata kembing yang sudah disembelih itu sebuah kereta yang membawa kita untuk menuju ke surga kelak.
Dalam acara aqikah ini di iringi dengan safaral anam. Sarafal anam itu sendiri yaitu berzikir (menyebut asma-asma Allah). Brup sarafal anam ini du undang oleh tuan rumah yang mengadakan acara aqikah. Dengan menyebut asma-asma Allah bertujuan agar anak yang sedang diaqikahkan menjadi anak yang sholeh-sholehah, menjalankan perintah Allah dan menjauhui larangan Allah.
Pada penulisan ini akan diuraikan kegiatan aqikah yang disertai sarafal anam, dari persiapan, pelaksanaan dan penutup.
Persiapan Aqikah
1. Pemotongan kambing
1) Mempersiapkan kambing yang akan dipotong sesuai syarat ketentuan.
2) Menyediakan nampan yang berisi :
a) Beras
b) Kelapa 1 buah
c) 1 gelas air bedak beras
d) Sisir
e) Kaca baying (cermin)
f) 2 meter kain putih
g) Minyak wangi, cap wangi duyung
3) Pemotongan kambing dilakukan oleh ustad
4) Ustad memercikan minyak harum kebadan kambing
5) Kambing ditutup dengan kain putih
6) Kepala kambing disisir
7) Lalu kepala kambing disiram dengan air 1 gelas yang berisi bedak beras
8) Ustad membaca do’a, lalu menyembelih kambing
9) Setelah dipotong kambing dimasukan untuk dihidangkan pada para tamu.
2. Persiapan Acara Aqikah
1) Menyiapkan tempat, yang berisi :
a) 1 jambang bunga
b) Kelapa hijau
c) 1 gelas air setawar sedingin
d) Gunting
e) Minyak harum
f) Sebuah tempat yang berisi asap
2) Para tamu undangan dipersilahkan duduk
3) Grup sarafal Anam telah berada di atas panggung. Grup ini memakai kain sarung, baju teluk baling/baju muslim dengan warna yang telah disepakati para grupnya, dan memakai kopiah warna hita. Dalam grup sarafal anam ini diwajibkan memakai kain sarung.
3. Pelaksanaan Acara Aqikah
1) Tempat sirih dibawa oleh ketua kerja, diletakan di depan orang yang dituakan seperti kepala desa. Lalu ketua kerja duduk sebagaimana di depan kepala desa dan menyampaikan apa yang ingin dilakukan oleh ketua Sarafal Anam.
2) Grup sarafal anam pun mulai, dengan menyebut asma-asma Allah (ayat-ayat Al Qur’an).
3) Berhenti sebentar untuk meminum. Minuman yang dihidangkan berupa air asam. Air asam inti bertujuan agar suara grup sarafal anam bagus.
4) Setelah acara minum selesai, persiapan anak dipakaikan baju. Baju yang dikenakan yaitu baju adat bengkulu. Begitu pula dengan kedua orang tuanya.
5) Grup Sarafal Anam berdiri menyambut kedatangan sang anak, sembari mendendangkan lagu-lagu (ayat-ayat Al Qur’an).
6) Sang anak menuju pada orang yang dituakan.
7) Lalu orang yang dianggap dituakan itu mencukur rambut sang anak.
8) Sang anak dibawa berkeliling pada grup Sarafal Anam, dan memotong rambut satu persatu. Pada saat berkeliling, sambil memercikan air setawar sedingin, membagikan bunga jambar dan bunga rampai kepada peserta.
4. Penutupan Acara Aqikah
1) Sang anak dibawa masuk ke dalam
2) Lalu ketua meminta izin mengambil tempat sirih, tempat sirih itu diambil dan akan digantikan oleh hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah.
3) Hidangan dikeluarkan, yang disusun oleh para jenang-jenang (para penghidang makanan).
4) Lalu berdo’a
5) Ketua jenang memberikan penghormatan kepada kepala desa/orang yang dituakan untuk mempersilahkan menyantap hidangan yang telah disiapkan.
6) Ketua kerja meminta izin merokok pada kepala desa/orang yang dituakan.
Berakhirlah rangkaian acara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar