Senin, 04 April 2011

Sebanyak 192 Mata Air di Merapi Tertimbun Material Vulkanik

YOGYAKARTA- Sebanyak 192 sumber mata air di lereng Merapi tertutup material vulkanik pascaerupsi dan banjir lahar dingin. Termasuk mata air umbul wadon dan umbul lanang di Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

Dua mata air itu merupakan pasokan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman dan Kota Yogyakarta yang dialirkan ke rumah warga. “Masalah utamanya umbul Wadon dan umbul Lanang. Potensi debit di kedua sumber air tersebut, yang mengaliri Sungai Kuning mencapai 450 sampai 500 liter per detik,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kab. Sleman Widi Sutikno dalam forum group discussion (FGD) Keluarga Alamuni UGM di Gedung BPD Jogja, Kamis (24/3/2011).


Persoalan mendasar yang harus dipecahkan, kata dia, adalah bagaimana mengangkat sumber air itu agar keluar. Kedua sumber mata air tersebut saat ini sudah masuk dalam kawasan taman nasional gunung merapi (TNGM). Untuk itu, pihaknya akan melibatkan taman nasional, untuk penataan kawasan di sekitar kedua sumber mata air tersebut.

"Kita juga sudah mengusulkan kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mengangkat kedua sumber mata air tersebut. Kami berharap tahun ini bisa selesai, sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat seperti dulu lagi," katanya.

Ditempat yang sama, Dosen Fakultas Teknik UGM Heru Handrayana mengatakan, erupsi merapi maupun banjir lahar dingin tidak berdampak serius terhadap kondisi air tanah dan sumber air di Sleman, Kota Yogyakarta maupun Bantul.

"Tidak memberikan dampak langsung terhadap mata air di Kota Yogya, semuanya baik-baik saja. Yang bermasalah hanya suplay airnya saja. Untuk cadangan air maupun kualitas air tidak terpengaruh,' jelasnya.

Dia menjelaskan, erupsi Merapi hanya berpengaruh pada jangka panjang karena pola atau sistem aliran air tanah di Kota Jogja tergolong menengah. Yakni, terbentuk 100 sampai 120 tahun. Dia menegaskan, erupsi Merapi tidak mengubah wadah air tanah serta tidak mengubah cadangan air dalam waktu dekat.

"Saat ini hanya menutup sumber air baku, tetapi tidak menghilangkannya. Suatu saat, sumber air yang tertutup itu akan muncul lagi," kata Heru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar