JAKARTA - Keputusan pimpinan DPR tetap melanjutkan proyek pembangunan gedung baru menuai kritik pedas. Para pentolan parlemen Senayan itu dinilai telah megacuhkan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun suara masyarakat yang menolak pembangunan gedung yang dianggap sebagai pemborosan itu.
“Benar-benar anggota DPR kepala batu alias mementingkan diri sendiri tanpa melihat masyarakat yang menolak pembangunan gedung baru itu,” ujar Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi kepada okezone, Jumat (8/4/2011).
Selain itu, lanjut Uchok, keputusan yang diambil tersebut telah melanggar Inpress nomor 7 tahun 2010 tentang Penghematan Anggaran. “Penyataan SBY dianggap DPR sebagai sampah yang tidak perlu diperhatian atau tidak menghargai SBY sebagai Presiden,” pungkasnya.
Presiden SBY telah meminta agar pembangunan Gedung Baru DPR dan rumah dinas ataupun perkantoran yang tidak memiliki urgensi, sebaiknya tidak perlu dilakukan. Bahkan SBY mengaku sempat melihat di daerah ada gedung mewah yang berada dalam lingkungan di mana prasarana umumnya minim.
Namun, rapat konsultasi pimpinan DPR, fraksi, dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) akhirnya memutuskan tetap melanjutkan proyek pembangunan gedung baru DPR. Dari sembilan fraksi hanya dua fraksi yakni Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menolak dibangunnya gedung baru.
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar