1 - Princess Caraboo
Pada 1817, tiba-tiba muncul seorang dengan nama Princess Caraboo di Almondsbury, Glouchestershire, Inggris. Dia datang dan berbicara dengan bahasa yang aneh dan mengenakan pakaian yang tidak umum di kalangan dearah tersebut, efeknya? Banyak orang yang tertarik dan terkesima. Tidak ada orang yang mengerti sama sekali apa yang dia katakan, tapi ketika akhirnya ia ditampung di salah satu penginapan di kota tersebut, ia makan nenas untuk makan malam dan tidur di lantai, bukan di kasur yang disedakan.
Setelah beberapa saat, ada seseorang lelaki yang bisa berbahasa Portugis dan mengaku mengerti bahasa yang digunakan oleh "Princess Caraboo" dan akhirnya 'menerjemahkan' bahasa wanita tadi. Menurut terjemahan lelaki tadi, wanita ini adalah Putri Caraboo dari pulau Javasu. Ia mengaku diculik oleh gerombolan bajak laut, dan akhirnya mengaku melompat dari kapal yang digunakan dan berenang ke pantai, dan akhirnya terdampar di Almondsbury.
Kisah Putri Caraboo ini dimuat di surat kabar, dan akhirnya salah seorang wanita di Bristol membaca mengenai ceritanya dan mengenali bahwa gambar Putri Caraboo ini adalah gambar wanita yang pernah menginap di penginapan miliknya. "Putri Caraboo" ini bermain-main dengan anak wanita Bristol tadi dan berbicara dengan bahasa ngawur buatan "Princess Caraboo" tadi, hanya sekedarn untuk bermain-main. Seorang pria lain mengenalinya, beberapa hari sebelum "Putri Caraboo" tadi muncul di Almondsbury, "Princess Caraboo" tadi bertemu dan minum rum dan makan steak (sedangkan di Almondsbury, wanita tadi mengaku sebagai vegetarian)
Ketika akhirnya didesak dengan cerita-cerita tadi, "Princess Caraboo" akhirnya menyerah dan mengakui bahwa ia sebenarnya adalah Mary Baker dari Witheridge, Devon.
2 - Peri Cottingley
Cerita yang satu ini benar-benar menghebohkan. Elsie Wright dan Frances Griffith adalah sepupu. Elsie, 16 adalah seorang seniman yang bekerja di lab foto dan di perusahaan pembuat kartu ucapan. Pada saat itu, Elsie meminjam kamera ayahnya dan mengambil gambar, dan ketika dicetak, dalam foto tadi muncul gambar peri. Segera ayahnya mengatakan bahwa peri tadi hanyalah bohongan, sementara ibu Elsie mengatakan bahwa gambar tadi nyata.
Foto tadi akhirnya segera menyebar dan membuat berbagai pernyataan dari banyak orang, salah satunya adalah Sir Arthur Conan Doyle (penulis Sherlock Holmes), yang percaya bahwa foto tersebut nyata. Sampai akhirnya, demi pembuktian, dipanggillah seorang cenayang. Cenayang tadi diminta untuk melihat apakah benar ada peri di tempat foto tadi dibuat. Idenya, jika ada orang biasa yang bisa melihat peri, tentunya cenayang akan bisa melihat peri juga. Mungkin karena takut dihina, akhirnya cenayang tadi mengaku bisa melihat peri, walaupun tidak bisa mengambil gambarnya.
Hoax ini bertahan sampai 1981, ketika kedua sepupun ini diwawancarai oleh majalah "The Unexplained". Mereka mengakui bahwa mereka memotong gambar peri tadi dan memajangnya sedemikian rupa sebelum difoto. Mereka mengaku bahwa mereka sudah merasa keterlaluan karena sampai akhirnya Sir Arthur Conan Doyle sendiri tertipu. Tapi mereka mengaku sangat malu sampai tidak berani mengaku sampai akhirnya setelah sekian lama, mereka lelah dan akhirnya mengakui perbuatan iseng mereka.
3 - The Lying Stones
Seorang Profesor dari University of Wurzburg di Jerman ditipu oleh para rekan kerjanya di abad 18. Para rekan kerja profesor ini membuat pahatan dari batu dengan bentuk hewan2 dan bahkan menorehkan nama Tuhan dalam berbagai karakter dan menyembunyikan bebatuan tadi di tempat favorit Profesor Beringer berburu fosil. Ketika menemukan bebatuan tadi, Prof. Beringer demikian percaya bahwa pahatan tadi benar-benar buatan Tuhan. Bahkan ketika banyak orang memperlihatkan adanya bekas pahatan, ia tetap teguh dengan teorinya dan menerbitkan buku atas teorinya tadi.
Akhirnya para rekan kerjanya mengaku, tapi Prof Beringer menolak pengakuan rekan kerja mereka dan mengatai bahwa rekan kerja nya tidak percaya Tuhan. Ketika akhirnya di pengadilan dua orang dari rekan kerjanya mengaku bahwa mereka sengaja melakukan hal itu untuk memberi pelajaran kepada Prof Beringer karena angkuhnya, Beringer akhirnya hampir bangkrut gara2 berusaha membeli buku tulisannya yang hampir beredar luas di masyarakat. Dan akhirnya batu-batuan tadi dikenal sebagai "Lugensteine" atau Batu Bohong alias Lying Stones
4 - Jembatan Brooklyn - DIJUAL!
George Parker adalah orang yang bisa "menjual" apapun, bahkan semua hal! Ia membuka kantor di New York untuk membuka jual-beli real estate. Salah satunya yang "dijual"nya adalah Jembatan Brooklyn, bahkan sampai Patung Liberty, Madison Square Garden, dan bahkan Metropolitan Museum of Art. Ia begitu meyakinkan sampai bahkan bisa membuat berbagai dokumen yang sangat meyakinkan bahwa pembeli berbagai properti tadi adalah "pemilik sah". Uniknya, dari semua penjualan yang dilakukannya, ia hanya terbukti bersalah sebanyak 3 kali.
5 - The Turk
Hoax yang satu ini memang tidak se-keren komputer sekarang, tapi pada jaman itu, jika ada robot (atau boneka mekanik) yang bisa mengalahkan orang di permainan catur.. wah.. luar biasa hebat!
Wolfgang von Kempelen adalah otak dibelakang "boneka mekanik" ini. Mesin buatannya membuat orang terkesima, mulai tahun 1770 sampai 1854. Mesin yang dibuatnya memiliki bentuk manusia setengah badan dari pinggang ke atas, dan diberi jubah dan turban untuk menyamakan julukan mesin ini "The Turk - Manusia Turki". Boneka ini duduk diatas lemari yang ketika dibuka akan menunjukkan berbagai roda gigi dan berbagai alat mekanis yang rumit. Sebenarnya lemari ini dibuat untuk menyembunyikan seseoarng dibelakang semua peralatan tadi. Sehingga pada saat dibuka, seakan-akan tidak ada orang yang bersembunyi dibawah lemari tadi. Orang di dalam lemari tadi akan menggerakkan berbagai peralatan sehingga boneka tadi akan seakan hidup dan menggerakkan biji catur, bahkan bisa menggeleng-geleng ketika lawannya curang.
Sayangnya mesin buatan ini hancur gara-gara kebakaran pada 5 Juli 1854. Pada 1857, anak dari pemilik terakhir "The Turk" ini memutuskan bahwa "The Turk" sudah mati dan saatnya membuka rahasianya. Ia membongkar hampir semua rahasia di dalam majalah "The Chess Monthly" pada tahun tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar