Objek : Enam orang tentara Amerika Serikat (1942) @ Gunung Suribachi, Iwo Jima, Jepang
Foto yang diambil Joe Rosenthal ini mengembalikan semangat dan rasa percaya rakyat Amerika yang sudah capek berperang. Tiga dari enam tentara itu tewas di Iwo Jima. Sementara sisanya ditarik dari medan perang dan menggalang dana untuk menghentikan perang. Tapi, karena tindakan orang-orang dalam foto ini dianggap terlalu ‘heroik’, jadi banyak pihak yang menyangsikan keasliannya. Para wartawan di zaman itu mencurigai kalau foto ini dibuat di dalam studio Hollywood dengan tujuan propaganda. Namun sampai kini dugaan itu nggak pernah terbuktikan.
Objek : Neil Armstrong (20 Juli 1969) @ Bulan
Foto ini sempat mengundang perdebatan karena ada yang mencurigai foto pendaratan manusia pertama di bulan ini palsu dan sengaja dibuat Amerika Serikat untuk mengalahkan Rusia. Soalnya, waktu itu Rusia dan Amerika sedang perang dingin. Walaupun demikian, sampai sekarang belum ada yang berhasil membuktikan keasli foto tersebut. Neil Armstrong masih dipercaya sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan.
adalah seorang perempuan kaum Yahudi yang menulis sebuah buku harian ketika ia bersembunyi bersama keluarga dan empat temannya di Amsterdam semasa pendudukan Nazi di Belanda pada Perang Dunia II. Setelah bersembunyi selama dua tahun, grup mereka dikhianati dan mereka dibawa ke kamp konsentrasi yang mengakibatkan seluruhnya tewas kecuali Otto, ayah Anne. Otto kembali ke Amsterdam dan dia menemukan buku harian anaknya. Buku harian tersebut mencatat rentetan peristiwa kehidupan Anne dari 12 Juni 1942 hingga catatan terakhir pada 1 Agustus 1944. Akhirnya buku harian itu menjadi salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia. Buku harian ini menyodorkan potret kehidupan sehari-hari yang mendalam di bawah pendudukan Nazi; melalui tulisannya, Anne Frank menjadi salah satu korban Holocaust yang paling banyak dibicarakan.
Objek: Awan berbentuk jamur (9 Agustus 1945) @ Nagasaki, Jepang
Bom atom yang sebenarnya diberi nama Fatman(Kekuatan bom ini setara dengan 20 KiloTon TNT, ( for info: 1/2 kg TNT bisa menghancurkan 1 rumah )) diluncurkan oleh Amerika Serikat dengan mengunakan pesawat pembom B-29 Bockscar, mengakibatkan +180.000 jiwa melayang. Foto yang diambil oleh angkatan udara AS ini menjadi bukti nyata dahsyatnya letusan sebuah bom atom. Sampai hari ini (untungnya) belum pernah ada lagi bom atom yang diluncurkan.
Objek: Seorang anak korban wabah kelaparan (Maret 1993) @ Sudan
Kevin Carter, fotografer asal Afrika Selatan mendapatkan Pulitzer (penghargaan tertinggi di Amerika Serikat untuk bidang media cetak, sastra, dan komposisi musik) kategori Feature Photography atas foto ini. Tapi masyarakat banyak yang memprotesnya karena ia tidak berusaha menyelamatkan anak kelaparan yang tengah ditunggui burung bangkai itu. Walau memang fotografer pada saat itu dilarang menyentuh korban, karena ditakutkan tertular wabah penyakit, Carter tetap merasa bersalah dan akhirnya Carter bunuh diri pada bulan July 1994 karena depresi dan rasa bersalah.
Objek : Sharbat Gula (1984) @ Penampungan pengungsi di Pakistan
Wajah perempuan di Afghanistan sangat sulit untuk bisa diabadikan lewat foto. Ketika Steve McCurry berhasil mendapatkan foto anak perempuan Pakistan berusia 12 tahun ini, fotonya langsung menghiasi cover majalah National Geographic dan mendunia. Selama belasan tahun, tatapan tajam mata anak perempuan ini menghantui dunia dan dianggap mampu mewakili keadaan di kamp pengungsi. Foto ini semakin terkenal lagi ketika nyawa Sharbat Gula dikabarkan terancam selama di pengungsian. Untungnya dia berhasil bertahan dan kembali ke Afganistan dengan selamat dan kini bisa hidup tenang bersama keluarganya.
Objek: Phan Thi Kim Phic (8 Juni 1972) @ Trang Bang, Vietnam
Anak perempuan yang berlari dengan tubuh terbakar dalam penyerangan napalm di Vietnam ini, berhasil diselamatkan oleh Nick Utt, fotografer, dengan menyiramkan air ke tubuhnya. Sebelumnya ia sempat mengabadikan kejadian itu. Anak perempuan itu lalu dijadikan sebagai simbol anti perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar